Bisnis.com, JAKARTA – Grab tengah dalam pembicaraan untuk menggabungkan perusahaan pembayaran digital OVO dengan DANA. Jika terlaksana, OVO dan DANA berpotensi mendominasi pasar pembayaran digital Tanah Air dan mengalahkan Gojek.
Grab yang berbasis di Singapura ini dikabarkan akan membeli saham mayoritas DANA yang selama ini dipayungi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (Emtek). Setelah itu, Grab akan menggabungkannya dengan OVO yang sahamnya telah dimiliki Grab.
“Ini bagian dari pertempuran Grab-Gojek,” ujar salah satu sumber seperti dikutip Reuters, Rabu (11/9/2019).
Rencana tersebut juga mengintensifkan persaingan di industri pembayaran digital Indonesia yang tengah menjamur di Indonesia. Berbagai layanan pembaran digital berupaya membonceng pasar e-commerce yang juga sedang berkembang pesat.
Menurut Reuters, hingga kini nilai kesepakatan tersebut belum jelas. Finance Asia menuliskan, valuasi terbaru OVO ada pada US$2,9 miliar. Sementara itu, valuasi DANA belum disebutkan.
Sumber tersebut mengatakan, proses ini masih dalam tahap awal. Proses kesepakatan masih perlu melalui tahap negosiasi dengan Bank Indonesia karena adanya batasan kepemilikan asing.
Rencana penggabungan ini melanjutkan pengumuman SoftBank Group Corp pada Juli lalu yang mengatakan akan menginvestasikan US$2 miliar di Indonesia melalui Grab.
Menurut sumber Reuters, SoftBank sebagai pemegang saham terbesar Grab mendukung rencana ini. Rencana penggabungan ini juga telah dibahas dengan para pejabat tinggi Indonesia ketika CEO perusahaan investasi Jepang Masayoshi Son mengunjungi Jakarta Juli lalu.
Selama ini, OVO dan Gojek saling bersaing untuk menduduki posisi teratas dalam bidang pembayaran digital sejak 2018, diikuti dengan DANA yang berada tidak jauh di bawahnya. Grab dan Gojek juga bersaing dalam sejumlah bidang lainnya, seperti e-commerce, jasa kendaraan, dan pengiriman makanan.
Keduanya merupakan startup teratas di Asia Tenggara. Grab bernilai US$14 miliar, sedangkan Gojek bernilai US$10 miliar.