Google Cloud dan Accenture Modernisasi Perusahaan di Indonesia

Rahmad Fauzan
Jumat, 6 September 2019 | 13:23 WIB
Kantor Google di Jakarta, Indonesia. JIBI/BISNIS/Syaiful Milah
Kantor Google di Jakarta, Indonesia. JIBI/BISNIS/Syaiful Milah
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan penyedia solusi, Accenture, dan Google Cloud melakukan perluasan strategis kemitraan globalnya sebagai upaya kedua perusahaan untuk memodernisasi serta mengakselerasi pengadopsian teknologi komputasi awan di Indonesia.
Terdapat 3 hal yang dikembangkan kedua perusahaan, yakni memungkinkan terjadinya interaksi antarpelanggan melalui berbagai macam saluran, meningkatkan manajemen data, dan menciptakan layanan personalisasi yang akseleratif dalam hal pemasaran, penjualan, dan layanan.
Country Manager Director Accenture Indonesia, Seong Kim Ho, mengatakan alasan dilakukannya ekspansi oleh kedua perusahaan ke Indonesia adalah bertumbuhnya konsumen kelas menengah di Tanah Air.
"Melalui upaya perluasan bisnis tersebut, Accenture bersama-sama dengan Google Cloud, kami ingin membantu para klien mengaktifkan interaksi di berbagai saluran, meningkatkan akses ke layanan mandiri dan kemampuan penyelesaian masalah, sembari mengurangi biaya pelayanan," ujar Ho di acara Google Cloud Summit di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Adapun, kolaborasi tersebut nantinya akan memanfaatkan data milik Google Cloud serta kapabilitas kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), salah satunya solusi Accenture's Contact Center AI (CCAI) yang memungkinkan interaksi antarpelanggan dari hulu ke hilir di seluruh saluran suara dan digital.
Direktur Regional, Google Cloud Asia Tenggara, Tim Synan, menambahkan dalam ekspansi ini kedua perusahaan menyiapkan 1.000 praktisi terlatih dalam teknologi Google Cloud dan berencana meningkatkan jumlah tersebut dua kali lipat pada tahun fiskal 2019.
"Accenture Google Cloud Bisnis Group (AGBG) membantu pelanggan di Indonesia dalam mengatasi masalah yang kompleks dan mengeksplorasi model bisnis baru." 
Dengan penekanan awal di industri ritel, produk kemasan, dan kesehatan, kolaborasi Accenture dan Google Cloud akan berfokus pada 5 hal, antara lain; pertama, membangun proses bisnis dengan pendekatan berbasis kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin (machine learning/ML) guna menciptakan nilai-nilai baru di perusahaan.
Kedua, memodernisasi infrastruktur dengan memindahkan beban kerja perusahaan ke komputasi awan dan menyediakan layanan terkelola yang sesuai dengan platform Google Cloud.
Ketiga, menghantarkan layanan berskala global kepada perusahaan klien dengan memberikan solusi system application and processing (SAP) yang dikelola oleh Google Cloud Platform.
 
Keempat, menciptakan pengalaman pelanggan yang relevan dengan menggabungkan data dari Google Marketing Platform dengan sumber-sumber data perusahaan lainnya sebagai upaya kedua perusahaan meningkatkan wawasan dan keterlibatan pelanggan.
Kelima, menetapkan skala G Suite, yakni sebuah tool milik Google yang menggabungkan berbagai fitur untuk membantu perusahaan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan produktivitas.
Adapun, G Suite akan diterapkan di seluruh bagian perusahaan dengan menata ulang pekerjaan menggunakan layanan produktivitas cloud native yang aman, cerdas, dan sederhana.
Country Director Google Cloud Indonesia, Megawaty Khie, mengatakan melalui kerja sama dengan Accenture, akan diambil langkah-langkah untuk mengakselerasi percepatan pertambahan adopsi teknologi komputasi awan oleh perusahaan-perusahaan di Tanah Air.
Dia menjelaskan, kedua perusahaan bersama-sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyeleksi sebanyak 1.000 tenaga ahli berskala global untuk mengikuti berbagai macam pelatihan.
"Kami memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada mereka. Training of enablement sangat penting dalam proses ini," ujar Megawaty.
Pendekatan lain untuk mengakselerasi penerapan komputasi awan di Indonesia dilakukan dengan memberikan pengetahuan industri terkait adopsi komputasi awan yang tepat sehingga tiap-tiap perusahaan yang memiliki keunikan tersendiri dapat mengambil keputusan secara cepat.
Sebelumnya, data Kaspersky mengungkapkan sebanyak 32,1% perusahaan di Indonesia berencana mengadopsi jenis layanan komputasi awan dalam kurun waktu 12 bulan mendatang, di mana saat ini perusahaan yang sudah mengadopsi layanan komputasi awan publik jumlahnya 19,4%.
General Manager for South East Asia, Kaspersky, Yeo Siang Tiong, mengatakan optimisme terhadap teknologi komputasi awan menjadi bukti bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia siap merangkul efek positif dari proses digitalisasi yang diyakini akan memberikan berbagai keuntungan, mulai dari meningkatnya keandalan layanan perusahaan hingga kecepatan dalam memberikan produk atau layanan terbaru.
Kemudahan dan kemurahan yang ditawarkan oleh teknologi komputasi awan menjadi pemicu utama yang mendorong hal tersebut, terutama karena kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang menuntut perusahaan untuk mengadopsi teknologi agar koneksi antara perusahaan yang berlokasi di berbagai wilayah dapat berjalan dengan baik.
Namun, data yang sama mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan di Indonesia masih merasakan kebingungan dalam mengelola keamanan data, terutama karena adanya kekhawatiran akan pelanggaran yang terjadi pada sistem komputasi awan yang diadopsi.
Territory Channel Manager for Indonesia, Kaspersky South East Asia, Donny Koesmandarin, mengatakan sebanyak 49,2% perusahaan lokal mengkhawatirkan insiden yang dapat memengaruhi infrastruktur TI dari penyedia layanan. Lainnya, sebanyak 12,2% perusahaan belum yakin dengan perlindungan data dari solusi komputasi awan yang diadopsi.
Adapun, perkiraan kerugian akibat pelanggaran data yang memengaruhi infrastruktur komputasi awan publik bisa mencapai US$2 juta per perusahaan.
Menanggapi hal tersebut, Megawaty Khie, mengatakan upaya mengakselerasi adopsi komputasi awan yang dilakukan melalui kerja samanya dengan Accenture akan menjamin keamanan data kostumer dengan dihadirkannya layanan infrastruktur end-to-end oleh Google Cloud.
"Bagaimanapun, masalah sekuriti bukan hanya dari provider saja, tetapi juga harus ada kerja sama dengan kostumer. Karena dalam penerapan teknologi komputasi awan, hal terpenting yang harus dimiliki adalah trust," tutur Megawaty.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper