Bisnis.com, JAKARTA - PT Smarfren Telecom Tbk. harus bersabar untuk menerapkan sim tanam atau embedded SIM (e-SIM) di perangkat IoT, sebab ekosistem IoT belum siap.
Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya mengatakan sejumlah perangkat IoT membutuhkan konektivitas. Saat ini, untuk beroperasi perangkat tersebut masih menggunakan sim fisik.
Hadirnya e-SIM, kata Teguh, dapat menggantikan perangkat IoT yang menggunakan kartu sim. Hanya saja, hal tersebut tidak akan terjadi dalam waktu cepat.
Teguh mengatakan saat ini masih sedikit perangkat IoT yang menggunakan e-SIM, sebab teknologi e-SIM baru keluar.
Dia mengatakan hampir seluruh perangkat IoT saat ini menggunakan kartu sim fisik. Bukan e-SIM.
Adapun hingga 2018, jumlah perangkat yang telah terhubung dengan IoT mencapai 10 juta perangkat. Belum diketahui dari perangkat tersebut yang menggunakan sim fisik berapa jumlahnya.
“Harusnya besar [peluang Smartfren], karena dengan begitu akan mempersingkat dan mempermurah, karena berbasis perangkat lunak,” kata Teguh kepada Bisnis, Jumat (6/9/2019).
Sebelumnya, Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, mengatakan e-SIM tidak hanya digunakan untuk gawai, namun juga sejumlah perangkat yang dikaitkan dengan internet atau Internet of Things (IoT), seperti jam tangan pintar dan mobil dan perangkat IoT yang membutuhkan konektivitas.
Merza mengatakan perseroan masih mematangkan implementasi e-SIM di IoT. Rencananya, kata Merza, dalam waktu dekat e-SIM Smartfren akan terhubung dengan perangkat IoT.
“Ujungnya pasti akan mengarah ke IoT. Coming soon,” kata Merza.