Dampak Gempa terhadap Infrastruktur Kabel Laut

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 15 Agustus 2019 | 10:28 WIB
Peta sistem komunikasi kabel laut Palapa Ring paket barat./Kementerian Komunikasi dan Informatika
Peta sistem komunikasi kabel laut Palapa Ring paket barat./Kementerian Komunikasi dan Informatika
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Bisnis & Operasi PT Len Telekomunikasi Indonesia (Persero) Aswan Hamonangan, sebagai penyedia Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring Tengah, memaparkan selain aktivitas maritim ilegal, di Indonesia, faktor alam juga menjadi tantangan dalam menggelar kabel bawah laut.

Dia mengatakan faktor alam seperti gempa bumi memberi dampak cukup besar terhadap kondisi kabel komunikasi bawah laut di Indonesia. Apalagi, kabel laut di beberapa wilayah Indonesia harus melewati banyak gunung berapi bawah laut, terutama di Manado hingga Sulawesi Utara.

Aswan menuturkan meski sejumlah data menyebutkan bahwa aktivitas maritim ilegal menjadi penyebab rusaknya kabel komunikasi bawah laut, di Indonesia, faktor alam tidak dapat dikesampingkan. 

“Kabel komunikasi bawah laut Palapa Ring banyak yang melewati gunug berapi bawah laut, itukan ring of fire di sana,” kata Aswan dalam acara Asia Pacific Subsea Telecommunication Cable Annual Seminar 2019 di Hotel Happer, Jakarta, Rabu (15/8/2019).

Dia mengatakan retakan di bawah laut yang muncul akibat gempa, bergesek dengan kabel serat optik bawah laut yang berakibat rusaknya kabel.

Di samping itu, lanjutnya, berbatuan yang jatuh saat gempa dan lahar panas juga berpotensi merusak kabel.

Aswan mengatakan saat kabel Palapa Ring putus akibat bencana, pemulihannya memakan waktu cukup lama. Beruntungnya, Palapa Ring memiliki redundant system atau sistem dukungan dari kabel Telkom, sehingga ketika terputus kabel Telkom akan menggantikan peran Palapa Ring.

“Telkom itu ada Tobelo dan Manado, jadi misalnya kabel kita yang disisi utara putus, harusnya masih ada back up dari Telkom di bawah,” kata Aswan.   

PT Len Telekomunikasi Indonesia (Persero) menyebutkan bahwa 38% kerusakan kabel laut disebabkan oleh aktivitas penangkapan ikan, 25% karena terkena jangkar, 8% disebabkan oleh bencana alam, 6% disebabkan oleh kegagalan produk, 6% disebabkan oleh abrasi dan 17% disebabkan oleh lain-lain.    

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper