Bisnis.com, JAKARTA -- Operator seluler dinilai perlu berbenah diri sebelum melakukan ekspansi dengan mendistribusikan kartu keluar negeri.
Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward menilai operator dalam negeri harus memperhatikan kualitas jaringan mereka jika ingin melakukan ekspansi distribusi.
Ian berpendapat kualitas jaringan yang jelek justru akan membuat nama operator tersebut buruk di luar negeri.
“Sebaiknya kualitas tetap dijaga agar tidak memberikan brand image negative. sehingga kerja sama operator untuk roaming dalam hal menjaga kualitas tetap terjaga,” kata Ian kepada Bisnis.com, Minggu (28/7/2019).
Mengenai harga kartu sim prabayar dan kuota internet yang terdapat pada kartu tersebut, Ian berpendapat, itu perlu menjadi pertimbangan mengingat jumlah wisatawan dari satu negara yang datang ke Indonesia tiap tahunnya berubah-ubah. Berbeda dengan jumlah Jemaah haji yang jumlahnya telah diketahui.
Penetuan harga berpengaruh dalam menentukan nilai skala bisnis yang diterima oleh operator dalam negeri.
“Khususnya untuk haji, sudah jelas berapa calon pelanggannya, sehingga bisa dihitung kualitas dan harga yang dapat diperoleh,” kata Ian.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menilai strategi distribusi kartu perdana operator seluler Arab Saudi, Zain, dapat ditiru oleh operator seluler dalam negeri, dengan berjualan langsung di negara asing.
Rudiantara berpendapat dengan jumlah wisatawan yang hampir mencapai 20 juta per tahunnya, ekspansi distribusi ke luar negeri merupakan langkah yang positif untuk meraup pelanggan baru.
"Kalau saya melihatnya ada Zain ini harus kita pelajari, bahkan bisa menginspirasi," kata Rudiantara.