Mengenal Agentic AI dan Manfaatnya Bagi UMKM

Aprianus Doni Tolok
Minggu, 8 Juni 2025 | 13:11 WIB
Mengenal Agentic AI dan Manfaatnya Bagi UMKM / Salesforce
Mengenal Agentic AI dan Manfaatnya Bagi UMKM / Salesforce
Bagikan

Bisnis.com, Jakarta – Wakil Presiden Futures Salesforce, Mick Costigan menyebut tahun 2025 sebagai momen kemunculan agentic artificial intelligence/kecerdasan buatan (AI) yakni kecerdasan buatan yang mampu bertindak secara otonom dan mendukung proses operasional bisnis.

“Inilah killer app berikutnya. Bukan hanya menciptakan konten, tapi benar-benar mengambil keputusan dan bertindak dalam berbagai konteks bisnis,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Adapun, setelah kemunculan AI prediktif yang menganalisis data dan menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk memperkirakan hasil di masa mendatang, berkembang AI generatif yang membuat konten baru seperti teks, gambar, dan musik.

Sekarang, dunia telah tiba di tahap agentic AI, yang tidak hanya menghasilkan konten, tetapi juga mampu berbicara dan bertindak serta bereaksi secara otonom.

Yang membedakan dari sebelumnya adalah bahwa agentic AI agen dapat bernalar tidak hanya berdasarkan prediksi yang dibuatnya dari kumpulan data besar, tetapi juga berdasarkan kemampuan untuk memahami lingkungan dan kemudian mengambil tindakan otonom, dan bahkan belajar dari umpan balik dan beradaptasi.

Melihat kemampuan otonom agentic AI, tidak mengherankan jika publik merasa khawatir keberadaannya akan menggerus peran manusia. Menjawab kekhawatiran itu, Costigan menyampaikan bahwa keberadaan AI tidak akan menggantikan manusia.

“AI tidak menggantikan manusia, tapi memperkuat kemampuan manusia dalam hal judgment, kreativitas, dan interaksi,” ujar Costigan.

Lebih lanjut, terkait adopsi di Indonesia, Costigan optimistis AI dapat membuka akses wirausaha dan meningkatkan produktivitas UMKM. Pasalnya, banyak pengusaha yang gulung tikar bukan karena kualitas produk melainkan kesulitan mengelola administrasi.

"Agentic AI bisa mengambil alih pekerjaan administratif, sehingga pelaku usaha bisa fokus pada hal yang mereka cintai,” imbuhnya.

Meskipun demikian, penerapan AI di berbagai lini bisnis di Indonesia, termasuk UMKM, masih akan menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah literasi atau pengetahuan masyarakat terkait AI yang masih minim.

Hasil survei Luminate dan Ipsos menunjukkan tingkat literasi kecerdasan buatan (AI) warga Indonesia masih rendah seiring dengan ada ketidakmampuan membedakan dengan konten asli.

Praktisi tata kelola data dari Luminate, Dinita Putri, mengatakan dalam survei ini, 75% responden percaya bahwa konten buatan AI bisa mempengaruhi pandangan politik publik. Sebagian besar juga merasa konten tersebut bisa mempengaruhi orang-orang terdekat mereka (72%), dan bahkan diri mereka sendiri (63%).

"Namun menariknya, dari 33% responden yang merasa pandangan politiknya tidak akan terpengaruh, 42% justru mengaku tidak yakin bisa membedakan mana konten asli dan mana yang dibuat AI," kata Dinita dalam keterangannya, Senin (26/5/2025).

Dia menambahkan makin banyak orang memahami AI, makin besar kemungkinan mereka menyadari risikonya. Riset ini juga hadir di momen penting karena Indonesia adalah salah satu negara paling aktif secara digital.

Lebih dari 90% responden menggunakan WhatsApp setiap hari, dan penggunaan Instagram, Facebook, serta TikTok juga sangat tinggi. Dengan paparan sebesar itu, ditambah rendahnya literasi AI, risiko penyebaran disinformasi jadi semakin besar.

"Pemahaman soal AI sangat penting untuk melindungi demokrasi. Warga Indonesia yang sangat aktif di dunia maya perlu memiliki literasi AI yang memadai,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper