Butuh Kabel Tambahan Agar Palapa Ring Cepat Ramai

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 19 Juni 2019 | 10:23 WIB
Teknisi XL Axiata melakukan pemeliharaan perangkat BTS di atas tower yang berlokasi di kawasan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Teknisi XL Axiata melakukan pemeliharaan perangkat BTS di atas tower yang berlokasi di kawasan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (14/3/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah disarankan membangun kabel tambahan untuk menghubungkan jaringan kabel telekomunikasi milik operator ke titik koneksi Palapa Ring. Infrastruktur tambahan tersebut penting untuk mempercepat pemanfaatan Palapa Ring.

Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi mendorong pemerintah untuk menjemput bola dalam menyukseskan program Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring, dengan membangun pengalur jaringan (backhaul) dari titik Palapa Ring ke Base Tranceiver Station (BTS) operator.

Diketahui dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara komisi I dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) beberapa waktu lalu, rata-rata dari kuota 100 Gbps yang tersedia di Palapa Ring Barat hanya 21 Gbps yang terpakai dengan status kontrak, 2 Gbps terpakai dengan status uji coba, 31 Gbps dengan status peminatan, dan 46 Gbps belum terpakai.

Kemudian Palapa Ring Tengah, yang belum lama dikomersilkan, diketahui satu proyek sudah memiliki status kontrak dan sisanya dalam status peminatan dan belum berstatus dengan rata-rata 22,5 Gbps dalam status peminatan dan sisanya 77,5 masih kosong atau belum terpakai. 

"Backhaul bisa dibangun atas permintaan klien atau operator dan nanti bisa dibebankan juga ke klien," kata Heru kepada Bisnis, Jumat (14/6/2019).

Heru berpendapat seharusnya sebelum menentukan rute jaringan palapa ring pemerintah berdiskusi juga dengan operator, sebagai pihak yang akan menyewa palapa ring. Dia meyakini jika sudah terjalin pembicaraan dengan operator, seberapa jauh pun titik Palapa Ring, operator akan bersedia untuk menarik kabel.

"Dalam kultur kominfo biasanya ada koordinasi dengan stakeholders termasuk operator. Saya tidak tahu apakah ini ada atau tidak sebab masalah muncul setelah palapa ring terbangun," kata Heru.

Heru menilai dalam menggelar Palapa Ring, pemerintah lebih berfokus pada menghubungkan ibukota kabupaten/kota dibandingkan dengan mendekatkan kepada ujung jaringan operator.

Jika pemerintah ingin memperbaiki jaringan backhaul, menurutnya langkah tersebut belum terlambat. Dengan catatan pemerintah harus serius dan fokus dalam membangun jaringan tersebut.

"Tetapi nampaknya kan tidak jadi fokus infrastruktur [pembangunan backhaul Palapa Ring] karena fokus [pemerintah] ke startup. Padahal tanpa infrastruktur, ya berat juga membangun startup dan bisnis ekonomi," kata Heru.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper