Bisnis.com, JAKARTA — Ancaman serangan siber dan peredaran konten hoax di media sosial membuat penduduk dunia kehilangan rasa percaya ke internet. Dampaknya, hampir setengah dari pengguna internet makin hati-hati dalam mencantumkan informasi ke pribadi secara daring.
Temuan ini merupakan bagian dari survei Global Ipsos-Centre for International Governance Innovation (CIGI) tentang Keamanan dan Kepercayaan Internet 2019, yang dilakukan oleh Ipsos yang mewakili CIGI, dan bekerja sama dengan Internet Society (SOC) dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Hampir separuh responden atau 49% menyatakan ketidakpercayaannya terhadap internet membuat mereka membuka lebih sedikit informasi pribadi secara daring, Adapun, 40% lainnya mencurahkan perhatian yang lebih besar untuk memastikan gawainya aman, dan 39% responden lainnya menyatakan mereka lebih selektif dalam menggunakan internet.
Hanya sedikit dari responden atau sebanyak 19% yang dilaporkan menggunakan lebih banyak enkripsi dan perlindungan teknis lainnya seperti The Onion Router (TOR) dan 12% menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk melindungi dirinya secara daring.
“Hasil survei itu menyatakan bahwa masyarakat di seluruh dunia sekarang menjadi lebih khawatir terhadap keamanan dan privasi daring mereka,” ujar Vice President of Global Policy Development for Internet Society Sally Wentworth.
Dia menambahkan, bagaimanapun pihaknya melihat bahwa responden tidak menggunakan tools seperti enkripsi yang dapat membantu mereka mengamankan komunikasinya, mulai dari menjaga privasi pesan hingga melindungi infrastruktur penting. Padahal, dia menilai enkripsi sangat esensial untuk keamanan digital.
“Jelas bahwa banyak yang dapat kita lakukan sebagai komunitas untuk membuat pengguna internet lebih mudah mengamankan komunikasinya,” ujarnya.