Bisnis.com, JAKARTA - Ahli Forensik Digital Ruby Alamsyah mengungkapkan belasan juta data pribadi konsumen yang terdapat di salah satu paltform dagang-el berstatus unicorn asal Indonesia mengalami kebocoran.
Ruby mengaku dirinya tidak deapat menyebutkan secara persis nama perusahaan yang dimaksud, akan tetapi dia memastikan bahwa pihaknya memiliki data yang riil terkait dengan hal tersebut.
"Ini data riil. Kebetulan kami sempat beli data tersebut untuk kebutuhan data riset dari riset kami yang masih berjalan," ujar Ruby seusai acara bertajuk Pentingnya Perlindungan Data Pribadi untuk Konsumen di kantor Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Jakarta, Senin (27/5).
Ruby melanjutkan, belasan juta data yang mengalami kebocoran cukup fantastis karena data tersebut melingkupi nama lengkap, email, tanggal lahir, beserta password. Ruby mengatakan, meskipun password tersebut dalam kondisi terenkripsi, akan tetapi hal tersebut masih dapat 'dimainkan'.
"Saya asumsikan, dari satu password, saya yakin bisa dapat jutaan password masyarakat luas," jelasnya.
Namun mirisnya, lanjutnya, pernyataan yang disampaikan sepihak oleh suatu platform dagang-el yang menyangkal terjadinya kebobolan dengan mudah diamini oleh pihak pemerintah.
"Sedemikian mudahkah atau sedemikian naifkah pemerintah dengan hanya menerima pernyataan dari e commerce yang bilang bahwa dia tidak bocor?" kata Ruby.
Lebih jauh dia mengatakan, padahal dengan bermodalkan uang Rp20 juta seseorang bisa mengetahui bahwa suatu data telah dibocorkan tanpa perlu adanya ahli forensik digital.
Adapun, dalam 15 tahun terakhir, dari 7,5 miliar data pengguna platform daring secara global yang berhasil dibocorkan, sebanyak 5,5 miliar di antaranya data milik pengguna asal Indonesia.