Bisnis.com, JAKARTA – Industri games atau gim asli buatan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan bakal meledak di pasar internasional.
Terkait dengan hal tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., dan pihak pengembang gim lokal pun sudah mengambil ancang-ancang.
EVP Digital & Next Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., Joddy Hernadi, mengatakan mulai Juni 2019, akan dilakukan seleksi terhadap perusahaan startup yang bergerak di sektor gim.
Hal itu merupakan keberlanjutan dari kerja sama yang dilakukan pihak pengembang dan Telkom. Bagi startup yang lolos seleksi, gim yang dikembangkan akan masuk dalam inkubator Telkom di Bandung, sebelum kemudian dipublikasikan.
“Kita akan coba gim yang berstandar internasional untuk bersaing dengan gim global. Dalam 3 tahun ke depan, kita akan punya gim yang dimainkan secara global,” ujar Joddy di acara Telkom DIGISUMMIT 2019 di Jakarta.
Dalam upaya menuju ke sana, Telkom tengah mencoba mengembangkan sebuah gim yang dapat dimainkan oleh gamers dari semua kalangan, mulai dari yang kasual sampai hardcore.
Gim-gim yang sedang dirancang tersebut, mengadopsi tema-tema umum masyarakat Indonesia dengan menggunakan karakter berbasis mitos nasional, seperti misalnya pocong dan kuntilanak.
Selain itu, untuk gamer hardcore pihak Telkom akan melakukan lokalisasi terhadap gim konsol dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.
“Akan dicoba juga menggunakan bahasa Sunda. Karena pasarnya cukup besar,” lanjutnya.
Senada, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mengatakan pihak pengembang gim lokal tengah mempersiapkan salah satu gim asli buatan Indonesia yang digadang-gadang bakal meledak di pasar gim Internasional.
Meski tidak mengatakan siapa pihak pengembang atau pun gim terkait, Rudiantara mengungkapkan bahwa gim tersebut diperkirakan meledak pada 2020.
“Mudah-mudahan bisa meledak nanti tahun 2020. Perlu 1 – 2 tahun karena kan perlu branding, sosialisasi, dan lain sebagainya,” ujar Rudiantara di Jakarta, Selasa (16/4/2019).
Hal itu, lanjutnya, juga didukung tren positif e-sports di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan. Pada 2017 bisnis e-sports di Tanah Air dikatakan berhasil meraup pendapatan US$700juta. Untuk pemain gim sendiri, diperkirakan Indonesia memiliki pemain lebih dari 50 juta orang.
Salah satu atlet e-sports Indonesia, FF Audrey, sebelumnya mengatakan tidak tertutup kemungkinan bahwa gim lokal dapat bersaing di ranah internasional, karena saat ini sudah ada beberapa gim lokal yang sukses di kancah internasional, yakni Dreadout.
Pertumbuhan industri gim Tanah Air merupakan yang tercepat di Asia Tenggara. Pada 2017, data Telkom menyebutkan pertumbuhan industri gim di Indonesia menduduki peringkat pertama, yakni 37,3 persen. Di peringkat kedua adalah Thailand dengan 30,9 ersen, diikuti oleh Vietnam dengan 27,2 ersen, dan Malaysia dengan 27 persen.
Saat ini masalah utama dari industri gim Indonesia adalah jumlah perusahaan gim dalam negeri masih sedikit. Ada tiga hal yang menjadi tantangan, yakni rendahnya investasi, jumlah perusahaan yang sedikit, dan kurangnya talenta.
Terkait dengan kondisi tersebut, Telkom menginvestasikan dana yang lebih besar untuk industri gim lokal dengan menggandeng para pengembang besar.