Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) optimistis dalam waktu dekat perangkat ponsel yang bisa beroperasi di jaringan 4G LTE Advanced Pro atau 4,9G akan membanjiri Indonesia setelah izin kelas teknologi tersebut terbit.
Dalam bahasa pemasaran, 4G LTE Advandce Pro dikenal sebagai 4,9 G atau teknologi yang satu tingkat di bawah 5G. Kementerian Komunikasi dan Informatika sebelumnya menargetkan izin kelas untuk teknologi yang dikenal juga dengan teknologi license assisted access (LAA) ini terbit pada April 2019.
Wakil Direktur Utama Tri Indonesia Danny Buldansyah mengatakan, perseroan tengah menunggu regulasi mengenai 4G LAA. Dia tidak khawatir mengenai keterbatasan perangkat atau handset yang mendukung 4G LAA di Indonesia.
“Sebentar lagi juga ada handset-nya, saya optimistis setelah regulasi keluar banyak handset keluar yang mendukung teknologi ini,” kata Danny kepada Bisnis, Selasa (3/4/2019).
Tri Indonesia telah melakukan uji coba 4G LAA di Lembang, Bandung pada 16 Maret 2019 lalu, Danny mengatakan hasil uji coba sangat memuaskan. Dia menerangkan dengan adanya teknologi LAA kapasitas Tri Indonesia meningkat hampir delapan kali lipat dari 42 Mbps menjadi 330 Mbps.
Di samping itu, Danny menuturkan dengan adanya teknologi baru ini perseroan tidak akan mempersiapkan kartu perdana khusus untuk mendukung 4G LAA. Dia menjelaskan bahwa kartu perdana yang ada saat ini, sudah mendukung untuk 4G LAA.
“Teknologi itukan tidak mengurangi beban spektrum kami, kan kapasitas spektrum sudah penuh, dengan adanya LAA spektrum bisa lebih optimal,” kata Danny.
Danny menambahkan adanya LAA diyakini dapat meningkatkan kecepatan broadband nasional di tengah indeks Indonesia yang masih rendah.
