Amazon Web Services Akan Buka Data Center di Indonesia

Demis Rizky Gosta
Kamis, 4 April 2019 | 11:16 WIB
Seorang pengemudi Amazon.com Inc berdiri di samping truk di Los Angeles, California, Amerika Serikat./Reuters
Seorang pengemudi Amazon.com Inc berdiri di samping truk di Los Angeles, California, Amerika Serikat./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Amazon mengumumkan rencana membuka pangkalan data untuk layanan komputasi awan Amazon Web Services (AWS) di Indonesia pada 2022.

Dalam siaran pers yang diterbitkan pada Rabu (3/4/2019) waktu Amerika Serikat, Amazon memaparkan rencana membuka wilayah layanan kesembilan di Asia Pasifik yaitu Jakarta Region. Wilayah layanan tersebut rencananya terdiri dari tiga Availability Zone, yaitu infrastruktur fisik yang menjadi lokasi penyimpanan data layanan komputasi awan AWS. Amazon menargetkan infrastruktur fisik di Jakarta Region mulai beroperasi paling cepat pada akhir 2021 atau paling lambat pada awal 2022.

Sebelum Jakarta, AWS telah memiliki delapan Region lain di Asia Pasifik yaitu Beijing, Mumbai, Ningxia, Seoul, Singapura, Sydney, Tokyo dan Hong Kong yang akan dibuka dalam waktu dekat. Secara global Aws memiliki 61 Availability Zone di 20 Region dan 12 Availability Zone baru di AWS Region di Bahrain, Hong Kong, Italia, dan Afrika Selatan akan beroperasi pada semester I/2020.

Vice Presiden of Global Infrastructure and Customer Support AWS Peter DeSantis mengatakan keputusan membuka AWS Region di Indonesia akan mendukung ekosistem digital startup, korporasi, dan badan pemerintah yang tumbuh dengan pesat.

“[AWS Region] juga membuat organisasi di seluruh vertikal mampu menekan biaya, meningkatkan keluwesan, dan memperkuat fleksibilitas [infrastruktur teknologi],” kata DeSantis.

Setiap Availability Zone dalam AWS Region terpisah di lokasi yang berbeda dengan jarak yang memadai untuk mengurangi risiko dampak terhadap layanan akibat suatu kejadian tunggal. Namun, jarak antara infrastruktur di satu Region didesain cukup dekat sehingga mengurangi latensi.

Amazon juga memastikan setiap Availability Zone memiliki pasokan daya, pendinginan, dan sistem keamanan yang independen serta terkoneksi satu sama lain dengan jaringan yang berlapis (rendundant) dan berlatensi rendah.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper