Zoom, Unicorn Amerika Serikat Bakal IPO di Bursa Nasdaq

Deandra Syarizka
Sabtu, 23 Maret 2019 | 15:17 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Zoom, perusahaan teknologi video konferensi bervaluasi US$1 miliar asal Amerika Serikat telah mendaftarkan rencananya untuk melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Nasdaq pada bulan depan.

Perusahaan tersebut akan bergabung dengan sejumlah unicorn lainnya yang juga berencana melantai di bursa pada tahun ini. Bedanya, perusahaan ini telah berhasil mencatatkan keuntungan.

Dilansir dari TechCrunch, Sabtu (23/3/2019), Zoom didirikan pada 2011 oleh Eric Yuan, insinyur awal yang semula bekerja di WebEx yang kemudian dijual kepada Cisco senilai US$3,2 miliar pada 2017. Sebelum merilis Zoom, Yuan menjabat sebagai Vice President of Engineering selama empat tahun di Cisco.

Dalam perbincangan dengan TechCrunch pada bulan lalu, dia menyatakan tidak akan menjual perusahaan lagi, seolah menunjukkan ketidakpuasannya pasca WebEx diakuisisi oleh Cisco. Motivasi itulah yang membuatnya mengambil opsi IPO ketimbang akuisisi sebagai strategi exit untuk Zoom.

Zoom, yang hingga kini telah menghimpun pendanaan total senilai US$145 juta, tercatat telah meraih pendapatan senilai US$330 juta pada akhir Januari 2019, meningkat dua kali secara tahunan, dengan laba kotor  hingga US$269,5 juta.

Perusahaan juga berhasil meningkatkan pendapatannya hingga dua kali lipat dari 2017-2018, menutup tahun fiskal 2017 dengan pendapatan senilai US$60,8 juta, dan US$151,5 juta pada 2018.

Sementara, kerugian yang dihasilkan perusahaan juga terus menurun, dari US$14 juta pada 2017, menjadi US$8,2 juta pada 2018. Adapun pada akhir Januari 2019, rugi kotor perusahaan tercatat sebesar US$7,5 juta.

Zoom turut didukung oleh Emergence Capital, yang memiliki 12,5% saham pre-IPO. Sementara investor lainnya termasuk Sequoia Capital menggenggam 11,4% saham perusahaan sebelum IPO, Digital Mobile Venture sebesar 9,8 persen.

Selain itu, modal ventura yang terafiliasi dengan mantan komisaris Zoom Samuel Chen memliki 6,1 persen saham pre-IPO, dan  Bucantini Enterprises, modal ventura yang dimiliki konglomerat China Li Ka-Shing menggenggam 6,1 persen.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Akhirul Anwar
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper