Bisnis.com, JAKARTA— PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) memastikan pelanggan yang sudah memesan maupun yang sudah menggunakan Starlink tidak terdampak, menyusul kabar layanan satelit orbit rendah milik SpaceX itu tak lagi menerima pelanggan baru di Indonesia.
Adapun Starlink hadir di Indonesia sejak Juni 2022 yang beroperasi di bawah kerja sama Telkomsat, anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
“Pelanggan yang sudah memesan dan sudah menggunakan layanan tidak terdampak,” kata VP Corporate Secretary Telkomsat, Fino Arfiantono kepada Bisnis pada Senin (14/7/2025).
Fino menegaskan yang akan terdampak kebijakan pembatasan adalah aktivasi baru.
Dia mengatakan seluruh reseller Starlink di Indonesia telah menerima pemberitahuan resmi pemberhentian layanan, begitupun Telkomsat.
“Starlink melakukan pemberhentian layanan dikarenakan kapasitas yang sudah penuh,” katanya.
Namun demikian, Fino tidak menampik saat ini masih ada antrean pemasangan yang tertunda akibat penghentian penerimaan pelanggan baru dari Starlink.
Pihaknya pun memastikan telah memberikan informasi gangguan tersebut kepada pelanggan yang terdampak.
“Telkomsat telah mengirimkan informasi Kepada pelanggan baik melalui surat resmi maupun media lain,” katanya.
Sampai dengan saat ini pelanggan yang menggunakan layanan Starlink melalui Telkomsat mencapai sebanyak lebih dari 3000 node. Adapun dari jumlah tersebut, Telkomsat hanya melayani pelanggan korporat.
Diberitakan sebelumnya, Starlink mengumumkan tidak lagi menerima pelanggan baru di Indonesia melalui laman resminya.
Perusahaan menyebut aktivasi perangkat baru juga dihentikan sementara bagi pelanggan yang membeli melalui toko ritel atau penjual pihak ketiga. Kebijakan tersebut dilakukan lantaran kapasitas Starlink sudah habis di Indonesia
“Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitasnya telah habis terjual di seluruh Indonesia," demikian tulis Starlink.
SpaceX menyediakan layanan Starlink Business yang menawarkan kecepatan unduh hingga 220 Mbps dan latensi rendah di sebagian besar lokasi, untuk memastikan kelancaran operasional bisnis.
Starlink Business menyasar berbagai sektor, termasuk migas, pertambangan, perkebunan, dan operasi lepas pantai, yang seringkali beroperasi di lokasi terpencil.
Selain Telkomsat, perusahaan yang terdaftar sebagai reseller Starlink di Indonesia antara lain Primacom dan Data Lake Indonesia.