Bisnis.com, JAKARTA — Udemy, platform dagang-el bidang pendidikan asal Amerika Serikat, kini melebarkan sayapnya ke Indonesia dengan menyasar masyarakat umum yang membutuhkan keterampilan vokasi sebagai target konsumennya.
Vice President Udemy Richard Qiu menyatakan, pihaknya memiliki misi untuk menghubungkan pelajar dari seluruh dunia dengan instruktur terbaik untuk mengoptimalkan potensi dan keterampilan setiap indvidu.
“Mimpi kami adalah membangun platform dagang-el global yang terdepan dalam hal pembelajaran dan pendidikan,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (05/03).
Sebagai gambaran, Udemy didirikan pada 2010 sebagai platform pendidikan global untuk belajar dan mengajar online. Saat ini, terdapat lebih dari 30 juta orang yang mengakses video pendidikan di Udemy, dengan lebih dari 100.000 kursus online tersedia yang diajarkan oleh ahli dalam 50 bahasa di total 190 negara yang berbeda.
Melalui platform tersebut, Richard menjelaskan siapa saja bisa mendaftar baik sebagai pelajar maupun instruktur yang ingin mengajar materi tertentu. Menurutnya, layanan yang didirikannya memiliki keunggulan dalam hal jenis konten yang ditawarkan cukup luas. Selain itu, pihaknya juga selalu menyesuaikan materi yang diajarkan ke dalam bahasa lokal negara masing-masing.
Meskipun baru secara resmi meluncurkan ekspansinya di Tanah Air pada awal Maret ini, namun pihaknya telah melakukan penyesuaian konten situs Udemy ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, saat ini juga terdapat 37 jenis kursus yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Sejauh ini, Udemy dapat diakses melalui situs web, aplikasi iOs dan Android, serta Apple TV.
Market Manager Udemy Indonesia Giri Suhardi menyatakan, ekspansi ke Indonesia dilakukan setelah melihat potensi pasar yang cukup besar. Sebelum resmi melebarkan sayapnya ke Tanah Air, dia menyebut telah terdapat 200.000 pengguna asal Indonesia yang mengakses layanannya.
“Kami sudah ada lebih dari 200.000 pengguna Indonesia yang terjadi secara organik. Harapannya jumlah tersebut akan terus tumbuh ke depannya,” ujarnya tanpa bersedia memerinci target pertumbuhan pengguna.