Bisnis.com, JAKARTA — Gojek gencar memberantas aktivitas curang atau fraud di aplikasinya. Seluruh aktivitas curang, terutama yang menyebabkan kerugian finansial seperti order fiktif, akan dibawa ke ranah hukum.
VP Corporate Affairs Gojek Michael Say mengatakan pelaporan 4 mitra yang melakukan kecurangan dengan mengakali sistem aplikasi Gojek ke Polda Metro Jaya adalah bagian dari pemantauan rutin oleh perusahaan.
“Itu sebetulnya business as usual, kami mengadakan konferensi pers agar memperkuat efek jera,” katanya, Kamis (14/2).
Michael menjelaskan, secara umum, ada dua jenis kecurangan yang kerap coba dilakukan oleh mitra Gojek yaitu kecurangan yang meyebabkan kerugian secara materi dan percobaan mengakali sistem termasuk penggunaan GPS palsu (fake GPS).
Untuk upaya mengakali sistem, menurutnya, Gojek telah mengembangkan algoritme yang bisa mendeteksi penggunaan GPS palsu dengan tingkat akurasi hingga 98%. Mitra pengemudi yang menggunakan GPS palsu langsung diberi peringatan secara daring dan dikenai sanksi oleh Gojek.
Langkah lebih tegas diambil Gojek untuk upaya penipuan yang menyebabkan kerugian materiel, termasuk finansial, baik ke perusahaan maupun ke mitra Gojek lain seperti order fiktif.
Gojek, menurut Michael, sebetulnya juga memiliki sistem preventif untuk memblokir order yang dicurigai fiktif. Namun, masih ada order yang lolos dari sistem tersebut.
“Kami lagi benar-benar gencar dengan tindakan korektif. Begitu kami mendeteksi ada anomali, langsung kami laporkan ke polisi,” kata Michael.