Makin Matang, Startup Lokal Sejak Awal Sudah Gemuk Modal

Deandra Syarizka
Kamis, 14 Februari 2019 | 07:41 WIB
CES Asia 2017. /cesasia
CES Asia 2017. /cesasia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Ekosistem bisnis rintisan (startup) bidang teknologi di Indonesia kini lebih matang. Para founder makin percaya diri untuk mencari pendanaan besar, bahkan pada tahap paling awal yaitu seed funding.

Edward Ismawan Chamdani, Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo) mengakui adanya peningkatan valuasi pendanaan tahap awal bagi perusahaan rintisan. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena ekosistem perusahaan rintisan yang telah lebih matang dibanding beberapa tahun lalu.

“Belakangan posisi startup sudah lebih mature sehingga bisnisnya sudah lebih berbobot dan matang, attraction dan market-nya juga sudah lebih besar. Pertumbuhan jumlah pengguna smartphone juga pengaruh ke attraction,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Pria yang juga menjabat sebagai Managing and Founding Partner of Ideosource itu mengatakan bahwa ekosistem perusahaan rintisan pada 2011 belum begitu terbentuk, dengan jumlah perusahaan rintisan yang tidak begitu banyak, dan trafik pengunjung aplikasi belum sebesar sekarang. Kini, investor dan perusahaan modal ventura cenderung lebih berhati-hati dalam menyuntikkan modalnya.

Selain itu, dia menambahkan rata-rata perusaahaan rintisan yang ada saat ini telah mendapatkan pendanaan tahap awal yang cukup besar. Dia menyebut, bila beberapa tahun lalu jumlah investasi di tahap pra-seed funding cukup sebesar US$200.000, saat ini rata-rata pendanaan tahap tersebut mencapai US$500.000.

“Sekarang posisi bargain startup dengan investor makin bagus. Dengan pertumbuhan yang tinggi, kebutuhan pendanaan juga makin tinggi. Belum lagi unicorn yang beli banyak startup sehingga valuasinya makin naik,” ujarnya.

Meskipun demikian, dia menilai peningkatan valuasi ini tidak akan berlangsung seterusnya. Menurutnya, ekosistem perusahaan rintisan yang semakin matang akan membuat peningkatan valuasi ini cenderung melambat dalam beberapa tahun mendatang.

Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdeA) Ignatius Untung menilai, peningkatan valuasi pendanaan tahap awal  bagi perusahaan rintisan merupakan akibat dari strategi perusahaan rintisan yang menunggu trafik lebih matang sebelum menggalang pendanaan. 

Dia juga menyatakan rata-rata perusahaan rintisan yang ada saat ini telah mendapatkan modal dari  pre-seed funding yang cukup sebelumnya untuk meluaskan pangsa pasarnya sebelum masuk ke pendanaan seri A.

“Jadi dari startup-nya sendiri yang menunda. Kalau tadinya penetrasinya belum tinggi sudah ambil [pendanaan], sekarang nunggu [traffik] agak tinggian dulu,” ujarnya.

Dia menambahkan, akselerasi pertumbuhan bisnis perusahaan rintisan yang cukup cepat dan juga lebih adaptif juga menjadi salah satu faktor pendorong. Hal ini merupakan tanda-tanda yang umum dijumpai pada ekosistem perusahaan rintisan yang telah matang.

Meskipun demikian, dia menilai kondisi tersebut tak serta merta membuat perusahaan rintisan kesulitan mendapatkan pendanaan. Pasalnya, dia menyebut keberhasilan perusahaan rintisan dalam meraih kucuran dana investor tergantung pada kualitas produk dan teknologi yang ditawarkan.

“VC [venture capital] kan tidak punya target berapa uang yang harus diinvestasikan. Mereka cari [perusahaan rintisan] yang bagus dan layak,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Deandra Syarizka
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper