Bisnis.com, JAKARTA — Di Indonesia, mesin cuci dengan bukaan depan (front load) kalah populer dari mesin cuci bukaan atas (top load). Alasan utamanya adalah harga.
Model bukaan depan dipandang sebagai mesin cuci kelas premium. Beserta dengan status tersebut, mesin cuci bukaan depan juga dinilai punya beragam kelebihan dibandingkan dengan model bukaan atas.
Mesin cuci bukaan depan terkenal lebih hemat air, tetapi memakan waktu cuci yang lebih lama. Model ini juga lebih mahal karena memiliki sistem mekanis yang lebih kompleks dibandingkan mesin cuci bukaan atas.
Sebaliknya, cara mencuci yang mengharuskan pakaian terendam membuat mesin cuci bukaan atas membutuhkan lebih banyak air. Sisi positifnya, mekanisme pengisian dan pembuangan air yang mengandalkan gravitasi membuat mesin cuci ini lebih murah dan tidak membutuhkan tekanan air tinggi.
Dari semuanya, ada satu kekurangan mesin cuci bukaan atas yang paling populer. Model ini terkenal rawan membuat pakaian melar, bahkan robek serta punya kapasitas yang lebih kecil dibanding mesin bukaan depan.
Namun, perkembangan teknologi dalam beberapa tahun terakhir membuat perbedaan antara mesin cuci bukaan atas, dan bukaan depan makin tipis.
Fitur jagoan Samsung untuk mesin cuci bukaan atas produksi mereka adalah teknologi Wobble. Cara paling mudah memahami perbedaan yang diberikan oleh teknologi ini adalah dengan memahami perbedaan mekanisme mencuci mesin cuci bukaan depan dan mesin cuci bukaan atas.
Mekanisme kerja mesin cuci bukaan depan menyerupai cara mencuci tradisional dengan tangan. Dalam proses mencuci baju menggunakan tangan, pakaian dicelupkan dan diangkat berulang kali sampai seluruh noda yang menempel di pakaian tertarik oleh gravitasi sehingga berpindah ke air.
Mekanisme yang sama digunakan oleh mesin cuci bukaan depan. Mesin yang berputar dengan sumbu vertikal, menggulingkan baju di dalam tabung cuci yang separuhnya terisi oleh air. Ini menciptakan efek celupan berulang seperti teknik mencuci menggunakan tangan.
Di sisi lain, mesin cuci bukaan atas memisahkan noda dengan memanipulasi sirkulasi air di dalam tabung. Gerakan berputar dalam sumbu vertikal mendorong air dan pakaian ke arah permukaan lalu ke arah luar. Mekanisme ini memaksa air menembus kain dan melepaskan noda yang menempel di serat.
Putaran keras dan pusaran air yang bergerak searah ini yang membuat mesin bukaan atas rawan membuat serat kain tertarik dan pakaian saling membelit.
Unsur utama dari teknologi Wobble yang dikembangkan Samsung adalah pulsator, komponen yang berfungsi mengatur aliran air di dalam tabung mesin cuci.
Tidak seperti pulsator biasa, pulsator berteknologi Wobble di mesin cuci Samsung menggerakan arus air secara acak. Hasilnya, arah pergerakan pakaian di dalam tabung mesin cuci lebih variatif.
Pergerakan air yang variatif ini menimbulkan efek yang serupa dengan mekanisme mencuci model bukaan depan. Pakaian “digoyang” ke berbagai arah untuk melepas noda yang menempel, tidak hanya direnggangkan.
Ragam pergerakan air ini juga membuat pakaian tidak saling berbelit karena setiap lembar pakaian bergerak selalu terdorong ke arah yang berbeda.
Kualitas pakaian di mesin cuci Samsung juga terlindungi oleh desain tabung yang dilabeli sebagai Diamond Drum. Permukaan menyerupai piramida pada tabung mesin cuci buatan produsen elektronik asal Korea Selatan ini, mengurangi gesekan antara bahan pakaian dengan tabung. Kemungkinan benang terbelit di sela-sela tabung juga lebih kecil karena lubang yang lebih mungil.
Muat Banyak
Salah satu model mesin cuci Samsung yang dilengkapi oleh kedua teknologi ini adalah seri WA10M5120. Samsung merilis produk ini sebagai mesin cuci berkapasitas besar di kisaran harga yang terjangkau.
Dengan warna perak berbahan plastik, Samsung WA10M5120 lumayan enak dipandang. Seperti mayoritas mesin cuci bukaan atas saat ini, Samsung menggunakan pintu tabung transparan dari gelas fleksibel sehingga proses cuci bisa terlihat oleh pengguna.
Produk ini adalah mesin cuci otomatis. Untuk memudahkan pengguna, Samsung menyediakan pilihan 5 pilihan siklus mencuci yaitu Normal, Lembut, Cepat, Jeans, dan Selimut di panel yang dilengkapi oleh indikator berlayar LED yang akan menampilkan waktu siklus mencuci yang tersisa. Sayangnya layar LED tersebut kurang cerah sehingga indikator terlihat samar di bawah cahaya matahari.
Setelah memilih salah satu siklus, mesin cuci akan berputar memperhitungkan berat cucian dan menyesuaikan level air tergantung kebutuhan. Tingkat isian air ini bisa juga disesuaikan secara manual oleh pengguna jika levelnya dirasa belum cukup.
Setiap siklus cuci terdiri dari proses cuci, proses bilas, dan proses peras. Jika buru-buru, pengguna bisa mempercepat siklus dengan melompati salah satu proses. Pengguna juga bisa menghentikan siklus dengan menekan tombol Tunda. Untuk mempercepat proses pengeringan, Samsung juga menyediakan fitur pengeringan dengan memanfaatkan udara.
Dengan dimensi yang tinggi yaitu hampir 1 meter, tabung Samsung WA10M5120 mampu menampung cucian seberat 10 kilogram. Kapasitas ini membuat mesin cuci ini tidak hanya bisa digunakan untuk mencuci pakaian sehari-hari, tetapi bisa juga digunakan untuk melakukan pencucian produk kain berukuran besar dan berat.
Produk berbahan kain seperti bed cover, misalnya, yang sekarang semakin lazim ditemukan di hampir semua rumah tangga, tidak lagi sulit dibersihkan. Meskipun tebal dan berukuran besar, tabung WA10M5120 bisa berputar mencuci dengan suara yang halus. Bodi mesin cuci juga tidak bergoyang saat putaran mesin berada di kecepatan maksimal.
WA10M5120 juga mampu mencuci produk besar lain seperti seprai dan gorden dengan bersih. Selain itu, hasil dari proses bilas dan peras saat memutar produk-produk tersebut cukup kering.
Samsung merilis produk ini di kisaran harga Rp3,4 juta, jauh lebih murah dibandingkan dengan mesin cuci bukaan depan atau mesin cuci bukaan atas berkapasitas besar lain. Dengan beragam fitur yang disediakan dan kapasitas yang besar, sepertinya produk ini bisa jadi pilihan yang hemat dan andal.