Startup US$10 Miliar akan Hadir di Indonesia

Deandra Syarizka
Senin, 28 Januari 2019 | 22:15 WIB
Ilustrasi/Istimewa
Ilustrasi/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Industri bisnis rintisan di Tanah Air diprediksi bakal kehadiran satu unicorn  baru atau perusahaan teknologi bervaluasi lebih dari US$1 miliar pada tahun ini, dan juga berpeluang kehadiran satu decacorn atau perusahaan bervaluasi lebih dari US$10 miliar pada tahun ini.

Yansen Kamto, Chief Executif Kibar - pengembang ekosistem bisnis rintisan di bidang teknologi, optimistis dunia startup Indonesia  tahun ini akan semakin bergairah, di samping tekanan ekonomi global yang menghambat dan tahun politik.

“Dinamikanya akan semakin banyak, karena startup kita masih on track paling aktif, bisa lahir satu-dua unicorn baru. Tahun ini akan jadi tahun yang besar  dan sangat menarik bagi dunia startup,” ujarnya, Senin (28/1/2019).

Dia menambahkan, pertumbuhan jumlah perusahaan rintisan juga turut diimbangi dengan lahirnya perusahaan-perusahaan modal ventura baru. Pihaknya pun tengah menggandeng perusahaan plat merah dalam membentuk perusahaan modal ventura baru yang khusus memberikan pendanaan tahap awal kisaran USD 1 juta hingga USD 5 juta.

Pada tahun ini, pihaknya juga kembali menyelenggarakan program akselerasi untuk mengembangkan perusahaan rintisan melalui Digitaraya, perusahaan akselerator yang dibentuk oleh Kibar dan Google Developers Launchpad.

“Digitaraya tahun ini batch-nya setiap bulan ada, bakal ada booth camp juga untuk startup,”ujarnya.

 Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pihaknya tengah mendorong hadirnya decacorn dan unicorn baru serta mempercepat pertumbuhan setidaknya 1000 perusahaan rintisan baru. Startup di bidang pendidikan (edtech) dan kesehatan (healthtech) memiliki peluang menjadi unicorn Indonesia selanjutnya.

“Secara teoritis yang bagus itu edutech. Kenapa? Karena 20% APBN kita digunakan untuk belanja pendidikan. Kemudian healthtech dengan anggaran mencapai 5% dari APBN,” ujarnya.

Dalam riset Google dan Temasek berjudul e-Conomy SEA 2018 tercatat ada sembilan perusahaan rintisan di Asia Tenggara yang telah menembus valuasi US$1 miliar per semester/I 2018. Sembilan perusahaan tersebut adalah Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, Grab, Sea, Lazada, Razer, dan VNG. Grab adalah perusahaan pertama yang telah menembus valuasi US$10 miliar.

Saat ini, baru ada sekitar 20 perusahaan yang bisa mencapai status decacorn. Di Indonesia, Gojek dan Tokopedia—yang dikabarkan tengah menggalang putaran pendanaan terbaru bernilai miliaran dolar AS—berpeluang meraih status yang sama.

Pada perkembangan lain, Go-Jek dikabarkan tengah menghimpun pendanaan terbaru mencapai USD 2 miliar. Investor eksisting termasuk Google, Tencent dan JD.com dikabarkan setuju untuk memberikan investasi baru senilai USD 920 Juta, seperti dikutip dari Tech Crunch.

Dengan demikian, perusahaan tersebut kini aktif mencari investor lain untuk memenuhi targetnya. Adapun sejauh ini, Gojek telah mendapatkan pendanaan total lebih dari USD2 miliar dari berbagai investor, termasuk di antaranya USD 1,4 miliar pada tahun lalu, yang membuat valuasi bisnis perusahaan tersebut berada di posisi USD5 juta. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper