AWS re:Invent 2018: Amazon Tambahkan Fitur Baru pada Program Lambda

Wike Dita Herlinda
Jumat, 30 November 2018 | 17:00 WIB
CTO AWS Werner Vogels saat memperkenalkan fitur terbaru Lambda dalam paparan keynotenya di AWS: reInvent 2018, Las Vegas pada Kamis (29/11/2018) waktu setempat. / foto: AWS
CTO AWS Werner Vogels saat memperkenalkan fitur terbaru Lambda dalam paparan keynotenya di AWS: reInvent 2018, Las Vegas pada Kamis (29/11/2018) waktu setempat. / foto: AWS
Bagikan

Bisnis.com, LAS VEGAS — Amazon Web Services, Inc. meluncurkan beberapa fitur baru pada program AWS Lambda; platform komputasi tanpa server (serverless) yang pertama kali diperkenalkan pada November 2014.

CTO AWS Werner Vogels mengumumkan, pembaruan fitur pada Lambda tersebut ditujukan untuk semakin memudahkan pengguna—atau yang mereka sebut sebagai ‘builders'—serta menambahkan inovasi canggih baru pada program yang telah berusia 4 tahun tersebut.

Salah satu inovasi tersebut adalah fitur penunjang bahasa (language support), yang spektrumnya semakin diperluas dengan ditambahkannya berbagai bahasa baru. Fitur ini dapat digunakan melalui program Ruby Support for Lambda.

Sekadar catatan, Ruby adalah salah satu program kode yang bisa digunakan untuk penunjang fitur bahasa dalam Lambda.

“Dengan fitur ini, para builders bisa menggunakan fungsi Lambda melalui kode Ruby. Fitur baru ini dibuat sebagai jawaban atas permintaan para klien AWS yang ingin menggunakan bahasa mereka masing-masing tanpa ada restriksi,” kata Vogels pada hari keempat konvensi teknologi AWS: reInvent 2018 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Kamis (29/11/2018) waktu setempat.

Menurutnya, saat ini masing-masing klien AWS menuntut fitur yang menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.

“Setiap klien ingin membuat logika bisnisnya sendiri-sendiri. Untuk itu, platform komputasi tanpa server ini adalah medium yang ideal untuk menyatukan logika-logika itu. Ini adalah fitur yang tepat untuk mengembangkan ide Anda.

Ditemui terpisah, Head of Emerging Technologies APAC AWS Olivier Klein menjelaskan, berbagai teknologi baru berbasis komputasi awan yang dikembangkan oleh AWS di Las Vegas akan diperkenalkan juga di pasar Asia Tenggara.

Hanya saja, dia mengakui kawasan tersebut cukup menantang karena masih banyaknya perusahaan atau instansi yang ragu-ragu untuk bermigrasi ke komputasi awan atau menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

“Namun, justru itulah salah satu tujuan dari investasi kami [di Asia Tenggara], yaitu memperkenalkan teknologi baru ini serta meyakinkan bahwa AI akan membawa manfaat serta menghemat biaya pengelolaan data,” jelasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper