Permudah Akses Data Satelit, Amazon Web Service Luncurkan Ground Station

Wike Dita Herlinda
Rabu, 28 November 2018 | 04:35 WIB
AWS Ground Station yang baru diluncurkan di sela-sela konvensi tehuanan AWS: reInvent 2018 di The Venetian, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada Selasa (27/11/2018) sore, waktu setempat. / Wike D. Herlinda
AWS Ground Station yang baru diluncurkan di sela-sela konvensi tehuanan AWS: reInvent 2018 di The Venetian, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada Selasa (27/11/2018) sore, waktu setempat. / Wike D. Herlinda
Bagikan

Bisnis.com, LAS VEGAS - Amazon Web Services (AWS), Inc. meluncurkan Ground Station, sebuah layanan komputasi awan baru yang dirancang khusus untuk memudahkan pengunduhan maupun pengunggahan data satelit.

Layanan tersebut dioperasikan ke dalam fasilitas AWS Global Infrastructure Regions. Saat ini, sudah terdapat 12 antena stasiun bumi yang dapat digunakan untuk mengakses data satelit via AWS Ground Station.

CEO AWS Andy Jassy mengatakan, selama ini tantangan utama dalam penggunaan serta pemanfaatan data satelit adalah proses yang rumit karena membutuhkan infrastruktur yang memadai, baik untuk proses downlink maupun uplink.

“Luar angkasa adalah hal yang sulit. Namun, mengunggah dan mengunduh data dari satelit yang mengorbit adalah hal yang jauh lebih sulit. Data satelit selama ini masih merupakan hal yang mahal karena harus melibatkan banyak infrastruktur darat. Namun, dengan AWS Ground Station ini, konsumen dapat menerima data satelit secara lebih efisien dan hemat biaya," jelasnya saat peluncuran layanan tersebut di sela-sela konvensi tahunan AWS: reInvent 2018 di The Venetian, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada Selasa (27/11/2018) sore, waktu setempat.

Begitu konsumen menerima data dari AWS Ground Station, lanjutnya, mereka dapat langsung memprosesnya melalui Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2), menyimpannya di Amazon Simple Storage Service (S3), dan menggunakannya melalui AWS Analytics.

“Seluruh data tersebut dapat langsung digunakan hanya dengan beberapa ‘klik' di AWS Management Console. Tidak ada uang muka maupun biaya yang mengikat untuk jangka waktu panjang. Pembayaran cukup dilakukan berdasarkan penggunaan," tuturnya.

Sayangnya, AWS belum mengumumkan secara resmi berapa tarif per menit yang dipatok untuk mengakses data satelit melalui alat baru yang berukuran sebesar kotak sepatu tersebut. Namun, dia menggaransi layanan tersebut dapat menghemat biaya akses data satelit hingga 80%.

Pada kesempatan yang sama, CTO Maxar Technology Walter Scott menambahkan data satelit yang akurat dapat membantu banyak pekerjaan penting, baik yang berhubungan dengan bisnis, pendidikan, pemerintahan, perkiraan cuaca, komunikasi, maupun pemindaian permukaan bumi.

“Data pemindaian bumi yang akurat sangat penting dalam mempermudah tugas kemanusiaan. Sebab, satelit dapat digunakan untuk mengantisipasi bencana maupun mengetahui lokasi atau titik-titik rawan di bumi," ujarnya.

Dia mencontohkan penggunaan data satelit untuk memindai kondisi di Laut Mediterania, yang merupakan jalur paling berbahaya bagi para pencari suaka dari Afrika. Selama ini, pertolongan bagi para pencari suaka selalu datang terlambat akibat tidak akuratnya pemetaan lokasi di Laut Mediterania.

“Data satelit dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak terpindai oleh kapal pemantau. Berkat penggunaan data satelit yang akurat, misi penyelamatan terhadap para pencari suaka di Laut Mediterania pun dapat dilakukan dengan lebih mudah. Sebab, kita dapat mengetahui di mana lokasi para korban secara akurat, sehingga aksi penyelamatan pun dapat dilakukan dengan lebih cepat."

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper