JAKARTA — Warung Pintar bakal membuka ronde penggalangan modal ketiga pada 2019 untuk mendanai rencana ekspansi perusahaan rintisan tersebut ke luar Jabodetabek.
Co-Founder sekaligus CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengungkapkan, hanya dalam setahun, Warung Pintar telah berhasil bermitra dengan sebanyak 1.000 mitra warung di wilayah Jabodetabek.
"Sekarang kami sudah bermitra dengan 1.000 warung, pencapaian yang menandakan kami sudah cukup kuat di Jabodetabek. Pencapaian itu dapat dijadikan sebagai blueprint bagi kami untuk masuk ke berbagai kota lain dalam waktu dekat," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/11).
Agung menyatakan kemungkinan Warung Pintar akan kembali membuka putaran penggalangan dana pada tahun depan sebagai bekal untuk mendanai ekspansi ke berbagai daerah.
Sepanjang 2018, Warung Pintar telah mengamankan kucuran dana bernilai US$8 juta yang berasal dari dua putaran penggalangan dana terpisah.
Pada Februari 2018, perusahaan itu memperoleh seeds funding senilai US$4 dari Sinarmas Digital Ventures, Garasi Digital, East Ventures, Mitra Ventures Insignia, dan Triputra Group.
Pada Agustus 2018, Warung Pintar kembali memperoleh kucuran dana segar senilai US$4 juta yang berasal dari Vertex Ventures, Pavilion Capital, dan Line Ventures.
"Kami bakal mencoba peluang di salah satu kota luar Jabodetabek terlebih dulu, baru setelah itu beberapa kota lain. Target kami adalah kota-kota yang memiliki framework semangat entrepreneurship cukup tinggi," ujar Agung.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Warung Pintar berencana terlebih dulu menambah fasilitas gudang yang didirikan sebagai pusat rantai pasok barang mitra warung di luar Jabodetabek.
Perusahaan tersebut kini telah mengoperasikan satu gudang logistik yang terletak di Jakarta sebagai hub penampungan berbagai produk fast moving consumer goods.
Warung Pintar merupakan perusahaan rintisan teknologi yang menyediakan kios rakitan pabrik dengan menyelipkan teknologi internet of things (IoT) dan big data analytics untuk mendigitalisasi model bisnis ritel mikro.
Dengan teknologi tersebut, bisnis warung konvensional dapat memperoleh akses terhadap sistem manajemen order inventori digital. Pemilik warung dapat melacak seluruh rekam transaksi dan mengelola margin dengan lebih baik.
