Registrasi Kartu SIM Prabayar Belum Bisa Turunkan Churn

Duwi Setiya Ariyanti
Senin, 17 September 2018 | 00:37 WIB
Pedagang meregistrasi kartu prabayar pada gerai miliknya di Mall Ambasador, Jakarta, Jumat (3/11/2017)./Antara
Pedagang meregistrasi kartu prabayar pada gerai miliknya di Mall Ambasador, Jakarta, Jumat (3/11/2017)./Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--Penerapan registrasi kartu SIM prabayar dinilai belum mampu menurunkan churn rate atau presentase perpindahan pelanggan. 

Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi mengatakan registrasi kartu SIM prabayar memang diharapkan mampu menurunkan churn rate. Menurutnya, faktor harga kartu perdana yang lebih murah daripada isi ulang pulsa menyebabkan konsumen belum bisa mengubah perilaku berganti kartu. 

Meskipun terdapat batasan bahwa hanya tiga nomor yang bisa aktif peroperator dan terdapat mekanisme untuk menghapus registrasi nomor tertentu,Ketut menilai hal itu tak membawa dampak terhadap belum berubahnya perilaku konsumen seluler. Faktor harga yang lebih murah, tutur Ketut, berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen untuk bertahan dengan perilaku berganti kartu SIM prabayar. 

 "Untuk churn, diharapkan memang turun namun karena operator masih menawarkan tarif kartu perdana yang dipaket lebih murah daripada top up, pelanggan masih memilih menggunakan kartu baru, pakai dan buang," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (16/9/2018). 

Dihubungi terpisah, Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih mengatakan pihaknya belum memiliki rencana untuk mengatur ulang harga kartu perdana. Menurutnya, pelaksanaan registrasi kartu saja dianggap bisa menurunkan churn rate. Adapun, perusahaan telah menaikkan harga tarif data secara bertahap hingga akhir tahun. 

"Hingga saat ini kami belum ada rencana untuk menaikkan harga kartu perdana, karena kami meyakini kebijakan registrasi prabayar akan membantu menurunkan churn," katanya.   

Sebelumnya, JP Morgan mengestimasikan, 85% dari nomor yang telah terdaftar merupakan jumlah pelanggan yang menyumbang terhadap pendapatan perusahaan operator telekomunikasi. Artinya, terdapat 15% di antaranya yang merupakan nomor tak berharga karena tak menyumbang ke pendapatan perusahaan. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper