BRTI Bakal Evaluasi Pelaksanaan Registrasi SIM Prabayar

Duwi Setiya Ariyanti
Senin, 10 September 2018 | 20:10 WIB
Ilustrasi SIM Card/Reuters
Ilustrasi SIM Card/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) bakal mengevaluasi pelaksanaan registrasi kartu SIM prabayar pada Rabu (12/9/2018).

Komisioner BRTI Ketut Prihadi mengatakan pihaknya akan mengundang para operator seluler untuk melakukan pertemuan. Setiap 3 bulan setelah registrasi ulang berakhir, BRTI memantau pelaksanaan registrasi kartu.

Pemerintah menerapkan registrasi ulang kartu prabayar sejak Oktober 2017 hingga 30 April 2018. Per 1 Mei, seluruh nomor baru harus diregistrasikan menggunakan nomor kartu keluarga (KK) dan nomor induk kependudukan (NIK).

"BRTI akan mengundang operator telekomunikasi pada hari Rabu 12 September dengan agenda evaluasi pelaksanaan registrasi prabayar," ujarnya saat dihubungi pada Senin (10/9/2018).

Meskipun registrasi dipercaya memberikan dampak positif, terdapat tiga hal yang memengaruhi kinerja tiga perusahaan telekomunikasi yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT XL Axiata Tbk., dan PT Indosat Tbk.

Pertama, iklim kompetisi yang semakin ketat. Pelonggaran kompetisi yang diprediksi mulai terjadi pada paruh kedua 2018 pun berlangsung amat lambat.

Kedua, kebijakan pemerintah yang mewajibkan registrasi kartu SIM prabayar. Kebijakan tersebut membuat angka pelanggan prabayar menyusut dan menekan jumlah penjualan kartu perdana.

Ketiga, pergeseran sumber pendapatan dari layanan suara dan SMS menjadi layanan data.

Pelanggan Telkomsel turun 7,7% dari 192,7 juta nomor pada kuartal I/2018 menjadi 177,8 juta nomor pada kuartal II/2018, pelanggan gan XL turun 2,94% dari dari 54,5 juta nomor menjadi 52,9 juta nomor, sedangkan pelanggan Indosat turun 21,64% dari 96,1 juta nomor menjadi 75,3 juta nomor.

Pendapatan bisnis dari suara dan SMS meneruskan tren penurunan tajam. Pendapatan legacy Telkomsel pada paruh pertama 2018 turun 23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, Indosat dan XL tidak memublikasikan kinerja bisnis legacy mereka dalam laporan kinerja yang diterbitkan terakhir.

Penurunan kinerja paling dalam diderita oleh XL yang membukukan rugi pada semester I/2018. Pada periode yang sama, laba bersih Indosat jeblok 47,5%, sedangkan laba Telkom turun 27%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper