Bisnis.com, JAKARTA — Ternyata banyak gim besutan lokal yang tak kalah kualitasnya dengan gim produksi negara lain. Beberapa gim, bahkan sudah populer dan dimainkan oleh gamers di berbagai negara.
Bisnis merangkum 4 gim lokal yang berhasil menembus pasar internasional, berikut ulasannya. Siapa bilang gim buatan anak bangsa tak bisa bersaing dengan gim buatan global?
Ultra Space Battle Sprawl
Pertengahan 2015 lalu, sebuah studio asal Surabaya yang bernama Mojiken Studio memulai tahap awal pembuatan gim Ultra Space Battle Sprawl (USBS). Perjalanan kemudian membawa mereka bertemu dengan perusahaan penerbit (publisher) asal Tangerang, Toge Production.
Singkat cerita, dengan masuknya developer kit dari Singapura sebagai sarana pembuatan gim ini, USBS pun resmi dirilis di konsol Nintendo Switch seharga US$14,99 pada 5 Juli kemarin.
Ke depannya, gim arcade yang menawarkan pertarungan berlatar ruang angkasa ini akan dirilis juga dalam platform lain seperti Playstation 4, Xbox One, dan PC. Untuk permainannya sendiri, USBS merupakan titisan dari gim lawas Pong dan Strider. Dalam satu sesi, sepasang pemain harus saling menyerang menggunakan tongkat bisbol untuk mempertahankan wilayah mereka sekaligus membobol pertahanan lawan.
DreadOut
Game horor satu ini harusnya tak asing lagi di telinga kita. Bisa dibilang DreadOut adalah gim buatan pengembang lokal pertama yang sukses meraih pasar berbagai negara. Gim besutan studio Digital Happiness Bandung yang pertama kali rilis pada 2014 silam digarap dengan modal yang dikumpulkan lewat proses urun dana memanfaatkan situs Indiegogo. DreadOut berhasil mengumpulkan US$29.067 dan sukses diunduh hingga lebih dari 1 juta kali.
DreadOut menceritakan tentang sekelompok anak SMA yang tersesat di sebuah kota misterius yang banyak dihuni makhluk-makhluk horor khas Indonesia. Para pemain menggunakan gawai modern seperti ponsel dan kamera digital untuk berinteraksi dengan hantu-hantu tersebut. Tiap hantu yang berinteraksi dengan mereka akan tercatat di Ghostpedia milik Linda.
Saking populernya gim satu ini, dalam waktu dekat rencananya DreadOut bakal diadaptasi ke layer lebar oleh Kimo Stamboel dari The Mo Brothers. Sebelumnya, ada pula film versi indie yang dibuat oleh para fan dari Thailand.
Ghost Parade
Sesuai namanya, lagi-lagi para hantu khas Indonesia jadi bintang utama dalam permainan gim. Tapi jika biasanya hantu jadi tokoh antagonis, Ghost Parade ini bercerita tentang hantu dari berbagai wilayah Nusantara yang membantu Suri sang tokoh utama untuk kembali ke rumah.
Gim sidecrolling 2D ini juga mengangkat musik tradisional dengan memadukan gending Banyuwangi dan alunan musik Nusantara lain sebagai latar.
Menyusul USBS, pada 6 Juli 2018 Ghost Parade berhasil menembus pasar internasional setelah dirilis oleh penerbit interasional Aksys Game dalam gelaran Anime Expo di Los Angeles, Amerika Serikat.
Sebelumnya, gim buatan studio Lentera Nusantara ini rajin mengikuti berbagai pameran dalam dan luar negeri misalnya Anime Festival Asia 2015 di Singapura dan Popcon Asia 2017 di Jakarta. Bagi yang ingin memainkannya dapat mengunduh gim ini lewat Steam dalam versi Nintedo Switch, Playstation 4 dan PC.
Valthirian Arc
Kendati baru akan rilis kuartal IV/2018, gim satu ini digadang-gadang jadi gim berplatform konsol skala internasional buatan pengembang lokal.
Gim bernama lengkap Valthirian Arc: Hero School Story ini merupakan pengembangan gim PC dari seri yang sama dan akan menjadi gim konsol pertama yang dirilis oleh Agate Studio untuk platform Playstasion 4 dan Nintendo Switch. Tak tanggung-tanggung, bekerja sama dengan penerbit gim berbasis bahasa Inggris bernama PQCube, Agate akan melokalisasi permainan ini dalam 7 bahasa yakni Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Jepang, Korea, dan Mandarin.
Dalam Valthirian Arc, pemain akan bertindak sebagai kepala sekolah yang melatih para calon prajurit untuk dapat menghadapi berbagai misi dan tantangan di berbagai level. Sebelum rilis resmi nanti, gim ini dapat dicoba oleh publik pada ajang Indonesian Game Xperience dan Game Prime 2018 beberapa waktu lalu.