Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengungkapkan banyak fenomena alam yang diiringi hoaks, termasuk peristiwa gerhana bulan total yang terjadi pada Sabtu (28/7/2018) dini hari.
Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly meminta masyarakat untuk tidak langsung mempercayai pesan berantai yang dikirimkan melalui aplikasi pengiriman pesan. Apalagi, jika sumbernya tidak jelas.
"Jadi, selain melakukan pemantauan, kami juga harus menjelaskan ke masyarakat," terangnya, seperti dilansir Antara, Sabtu (28/7).
Masyarakat diminta untuk lebih mempercayai informasi yang disampaikan lembaga resmi pemerintah, termasuk BMKG.
Sebelumnya, beredar pesan berantai yang isinya memperingatkan masyarakat terhadap radiasi ponsel yang berbahaya akibat peristiwa gerhana bulan total.
Adapun gerhana bulan total yang terjadi hari ini merupakan peristiwa langka karena merupakan yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan.
Sadly menyebut proses gerhana bulan langka ini berlangsung selama 6 jam 17 menit. Adapun durasi gerhana bulan totalnya terjadi selama 103 menit dan akan menjadi yang terlama sampai lebih dari 100 tahun ke depan.
"Mengingat peristiwa ini langka, BMKG melakukan pengamatan di 24 lokasi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," tuturnya.
BMKG menyampaikan gerhana bulan total dengan fase totalitas lebih lama bakal terjadi pada 9 Juni 2123, dengan lama 106 menit. Tetapi, peristiwa itu tidak akan dapat teramati dari Indonesia.
Indonesia baru bisa menikmati peristiwa langka ini dengan fase totalitas yang lebih lama pada 19 Juni 2141, dengan lama 106 menit.