Bisnis.com, BADUNG — Kinerja startup Indonesia terus menerus berhasil melampaui proyeksi investor global. Salah satunya, Sequoia Capital, perusahaan modal ventura yang mendanai perkembangan awal Google.
Managing Director Sequoia Capital India Shailendra Singh mengatakan bahwa estimasi yang disusun Sequoia tentang perkembangan bisnis startup Indonesia terus-terusan salah.
Dia memberikan contoh proyeksi Sequoia tentang Go-Jek, perusahaan rintisan Indonesia berhasil menyandang status hanya beberapa tahun setelah beroperasi.
Saat memutuskan ikut mendanai Go-Jek, Sequoia memperkirakan perusahaan yang dipimpin Nadiem Makarim tersebut berhasil mencapai 500.000 pesanan dalam beberapa bulan. Namun, Go-Jek ternyata berhasil mencapai dua kali target tersebut hanya dalam sebulan.
“Jika banyak yang bilang kami hebat karena menjadi salah satu pendukung terawal Go-Jek, menurut saya kami salah. Seharusnya lebih agresif,” kata Singh, Rabu (9/5/2018).
Perusahaan rintisan lain yang membuat Singh kagum adalah Tokopedia. Menurut Singh, pertemuannya dengan William Tanuwijaya sangat berkesan sehingga dirinya hanya membutuhkan 2 hari untuk memutuskan pengucuran modal US$45 juta ke Tokopedia.
“Estimasi kami terus-terusan salah. Setiap perusahaan berhasil mengejutkan kami. Memang model finansial selalu salah dalam memproyeksikan perkembangan startup, perbedaannya hanya salah di sisi negatif atau di sisi positif. Untungnya di Indonesia selalu di sisi positif.”
Singh adalah salah satu pembicara dalam Nexticorn International Summit yang berlangsung 9—10 Mei di Bali.
Acara yang digelar bersama oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) ini mengundang puluhan investor global dan lokal untuk bertemu dengan 68 perusahaan rintisan asal Indonesia.
Selain Sequoia, hadir juga Tencent, Fosun International, Appworks serta investor domestik seperti East Ventures, Alpha JWC, Convergence, Kejora, dan Venturra.
Empat pendiri unicorn lokal juga hadir yaitu Nadiem Makarim dari Go-Jek, William Tanuwijaya dari Tokopedia, Ferry Unardi dari Traveloka, dan Achmad Zaky dari Bukalapak.