Bisnis.com, BADUNG — Tanpa arus deras investasi yang masuk ke sektor teknologi dalam 4 tahun terakhir, realisasi investasi asing akan merosot. Pemerintah berharap tren investasi ke startup akan terus bertahan membangun ekonomi digital Indonesia.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan ada dua sektor yang menyelamatkan kinerja realisasi investasi asing Indonesia dalam 4 tahun terakhir.
Sektor pertama adalah industri smelter nikel. Investasi pendirian smelter untuk mengolah nikel dalam 4 tahun terakhir, menurutnya, telah membuat Indonesia menjadi salah satu negara produsen stainless steel terbesar di dunia.
Sektor kedua adalah investasi di sektor teknologi yaitu perdagangan elektronik (e-commerce) dan ekonomi digital. “Kami berharap ini terus berlanjut,” kata Thomas dalam pembukaan The Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) International Summit di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (9/5).
Program Nexticorn 2018 adalah ajang ratusan pertemuan antara perusahaan rintisan potensial asal dengan investor besar dari dalam dan luar negeri.
Pada pagi, menjelang pembukaan konferensi yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center tersebut, puluhan investor lokal dan asing yang hadir menjadwalkan 823 pertemuan dengan perusahaan rintisan incaran masing-masing. Pada malam sebelumnya, jumlah pertemuan yang terjadwal baru 280.
Sejumlah investor di sektor ekonomi digital internasional dan nasional akan berbagi pengetahuan dan pengalaman menanamkan modal dalam sektor ekonomi digital di Indonesia.
Salah satunya Managing Director of Sequoia Capital India Sheilendra Singh. Sequoia Capital telah menanamkan modal ke dua unicorn Indonesia yaitu Tokopedia dan Traveloka.
Hadir juga Tencent, Fosun International, Appworks serta investor domestik seperti East Ventures, Alpha JWC, Convergence, Kejora, dan Venturra.
Empat pendiri unicorn lokal juga hadir yaitu Nadiem Makarim dari Go-Jek, William Tanuwijaya dari Tokopedia, Ferry Unardi dari Traveloka, dan Achmad Zaky dari Bukalapak.