Teknologi 4G Dorong Transformasi Digital

Tegar Arief
Sabtu, 5 Mei 2018 | 11:12 WIB
Ilustrasi./activetelecoms.com
Ilustrasi./activetelecoms.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Kehadiran teknologi 4G atau Long Term Evolution (LTE) yang diperkenalkan operator pada akhir 2015, membuat industri selular di Indonesia semakin bergerak dinamis.

Menurut data GSMA Intelligence, penetrasi 4G di kuartal III/2017 sudah mencapai 21% atau meningkat signifikan dari 7,9% pada kuartal III/2016. Imbas dari penetrasi tersebut membuat jumlah pengguna 4G di Tanah Air melonjak dari 34 juta pada kuartal III/2016 menjadi 85,5 juta pada kuartal III/2017.

Jaringan yang mumpuni memicu populasi smartphone lebih banyak lagi. Hal ini pada akhirnya mendorong tumbuhnya ekosistem digital lebih lengkap karena hadirnya beragam aplikasi dan konten yang semakin diminati masyarakat, baik hiburan, e-commerce, kesehatan, bisnis, game, pendidikan, maupun lainnya.

CEO Selular Network Uday Rayana mengatakan selain berdampak pada gaya hidup masyarakat, jaringan selular berkecepatan tinggi telah menjadi kunci utama transformasi digital karena solusi cerdas melalui berbagai perangkat mobile terbukti dapat mendorong efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis.

Di balik pesatnya perkembangan aplikasi ini, tuturnya, ada beberapa teknologi yang memungkinkan terus berkembang, termasuk jaringan mobile broadband, sensors, man-machine interfaces, komputasi awan, Big Data, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

“Beragam teknologi mobile tersebut akan bertemu dan berintegrasi, menciptakan aplikasi baru untuk produk dan layanan, sekaligus mendorong transformasi digital dari semua industri,” lanjut dia dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (5/5/2018).

Selular Network juga menggelar acara tahunan yakni Selular Congress 2018 dengan tema Exploring The Future of Mobile. Forum ini dihadiri sekitar 1.000 partisipan, yang terdiri dari berbagai pakar dari kalangan industri, pemimpin perusahaan, akademisi, regulator dan juga pembuat kebijakan serta awak media.

"Semua akan bersinergi membahas transformasi digital di berbagai bidang. Bagaimana kita dapat bekerja bersama-sama untuk mengeksplorasi masa depan industri mobile, menuju Indonesia yang lebih baik," terangnya.

Vendor jaringan asal Swedia, Ericsson, memprediksi bahwa LTE akan menjadi lebih dominan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sepanjang 2018. Pada 2016, hanya ada 10% jumlah pelanggan LTE di Tanah Air.

Namun, melonjaknya populasi smartphone, khususnya smarthone 4G berharga terjangkau, Ericsson memproyeksi total pengguna 4G akan menjadi 65% pada 2022.

Meningkatnya penetrasi 4G pada gilirannya memberikan peluang bisnis bagi operator selular. Terutama, menyangkut potensi untuk berkembang lebih jauh menjadi kegunaan baru sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan Indonesia yang lebih digital.

"Seperti aplikasi terkait perangkat terhubung Internet-of-Things (IoT) dan Big Data, sehingga mendorong perubahan positif yang terjadi pada kehidupan masyarakat," terang Uday.

Menurut kajian Indonesia IoT Forum, potensi IoT terhadap peningkatan produktivitas di Indonesia pada 2022 diperkirakan mencapai Rp444 triliun, dengan 400 juta sensor (perangkat) yang saling terhubung. Jumlah itu akan terus meningkat hingga sekitar Rp1.700 triliun pada 2025.

Dari 400 juta perangkat terhubung itu, sektor manufaktur mengambil porsi 16%, diikuti sektor kesehatan 15%, asuransi 11%, perbankan dan sekuritas 10%, ritel dan perdagangan besar 8%. Sementara itu, sisanya mencakup layanan komputasi, pemerintah, transportasi, dan lain-lain.

Begitu strategisnya pemanfaatan IoT dan Big Data, Selular Network berencana untuk mengangkatnya dalam satu pokok bahasan di Selular Congress bertajuk Generating Value Through IoT and Big Data.

"Pada sesi ini, operator, penyedia jaringan dan penyedia konten akan berbagi pengalaman dan best practice bagaimana IoT dan Big Data dapat digunakan untuk memecahkan berbagai solusi," ungkapnya.

Selain itu, tema yang akan diangkat adalah The Future of Consumption, yang akan mengeksplorasi alat-alat perdagangan baru yang membentuk kembali ekspektasi dan kepuasan pelanggan.

Tema lain adalah Creating New Business Model with 5G, di mana teknologi 5G memiliki potensi bagi Indonesia dalam menghasilkan pendapatan tambahan sebesar 30% atau US$6 miliar untuk operator pada 2026.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Tegar Arief
Editor : Annisa Margrit
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper