Bisnis.com, JAKARTA — Triplogic berencana memperluas jangkauan pelayanan jasa titipan barang ke Bangkok dan Singapura. Perusahaan rintisan tersebut menargetkan 100.000 pengguna pada 2018.
Pendiri sekaligus CEO Triplogic Oki Earlivan Sampurna menyatakan penumpang pesawat ke Bangkok dan Singapura paling berpeluang menerima permintaan penitipan barang dari Indonesia.
“Sebenarnya ada beberapa titik lain yang juga ingin dibuka, tapi untuk sekarang yang paling sering dijadikan tujuan ‘jastip’ di Asia Tenggara itu Bangkok dan Singapura,” ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Baca Juga Danadidik Targetkan 1.000 Mahasiswa |
---|
Triplogic merupakan platform jasa pengiriman barang dengan memanfaatkan kapasitas bagasi kosong pesawat milik traveler.
Pengirim barang mendapat fasilitas pengiriman barang same day service dengan tarif murah, sementara traveler pemilik bagasi dapat mendulang pendapatan dari jasa penitipan pengiriman barang.
“Bagi traveler, dia mendapat uang tambahan hanya dengan jualkan jatah kapasitas bagasinya. Bagi sender, dia dipastikan mendapat layanan pengiriman yang cepat dan murah,” ujarnya.
Seperti diketahui, umumnya setiap maskapai penerbangan memang menjatahkan kapasitas bagasi seberat 15 kilogram—20 kilogram bagi setiap penumpang. Hanya saja, tak semua penumpang memanfaatkan kapasitas maksiman muatan dan hanya membawa beberapa barang saja ke dalam kabin.
Kapasitas lebih itu yang kemudian menjadi medium jasa pengiriman Triplogic. Platform itu juga memanfaatkan jasa penjemputan mitra kurir yang standby pada puluhan bandara di Indonesia. Mitra kurir itu yang nantinya bertugas memastikan barang yang dititipkan dalam bagasi traveler sampai ke titik tujuan.
Area jangkauan layanan jasa pengiriman Triplogic mencakup 47 kota besar di seluruh Indonesia dengan mencatatkan sekitar 800 permintaan pengiriman barang setiap hari. Platform itu kini melibatkan lebih dari 10.000 pengirim dan traveler di Indonesia atau naik tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Tahun ini targetnya mudah-mudahan bisa menembus 100.000 pengguna,” ujarnya.
Triplogic mengutip 20%—25% dari tarif pengiriman, sementara sisanya merupakan bagi hasil yang ditujukan kepada traveler. Ide pengembangan Triplogic bermula tatkala begitu maraknya bisnis jasa titip, atau yang populer disebut jastip, belanja barang pada salah satu platform media sosial dalam beberapa tahun terakhir.
Hanya saja, model bisnis itu tergolong rumit lantaran pengguna jasa dan penyedia jasa perlu terlebih dulu menegosiasikan komisi dan perkiraan ongkos kirim tanpa acuan yang jelas. Atas dasar itu, Oki membangun Triplogic yang masih berbasis web pada 2016 untuk mempertemukan sekaligus mempermudah penitip barang dan traveler.
Oki menyatakan tengah meramu strategi agar dapat menjaring lebih banyak pengguna. Salah satunya di antaranya dengan menjalin kerja sama dengan beberapa platform e-commerce dan peritel offline untuk mempercepat target pengiriman barang.
“Peluang bisnis pengiriman barang sekaligus baggage handling yang cepat itu besar sekali,” ujarnya.
Di samping itu, platformnya bakal meningkatkan insentif bagi traveler yang menjual kapasitas bagasinya dengan memberikan promosi tiket pesawat murah. “Dengan begitu traveler bisa semakin sering lakukan perjalanan dan menjualkan bagasinya lagi,” ujarnya.