Bisnis.com, JAKARTA — Go-Jek menargetkan lebih banyak mitra pedagang yang tergabung dalam layanan pesan antar makanan yang saat ini telah melibatkan 125.000 gerai.
Founder sekaligus CEO Go-Jek Nadiem Makarim menyatakan mitra gerai makanan yang tergabung dengan layanan Go-Food tumbuh puluhan kali lipat sejak pertama kali diluncurkan pertengahan 2015.
“Akhir 2015, saat kita baru launching Go-Food kita baru kerjasama dengan 5.000—10.000 merchant. Sekarangsudah mencapai 125.000,” ujarnya di Jakarta, Selasa (9/1).
Terlebih, layanan tersebut kini melibatkan lebih banyak gerai usaha kecil ketimbang restoran besar. Sebanyak 80% mita merchant merupakan bisnis skala mikro. “Hanya sekitar 20% yang merupakan usaha besar yang puya banyak gerai, mayoritas merchant bisnis kecil,” ujarnya.
Nadiem menyatakan layanan Go-Food paling tidak rata-rata berkontribusi sebesar 30% terhadap keseluruhan pendapatan seluruh merchant. Menurutnya, layanan yang sudah berjalan kurang dari tiga tahun itu meningkatkan skala bisnis usaha rumahan. “Banyak yang awalnya hanya home kitchen sukses bertransformasi menjadi usaha restoran kecil,” ujarnya.
Kontribusi lini usaha layanan pesan antar makanan itu, ujarnya, kini masih belum melampaui bisnis layanan transportasi on demand. ”Bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan sudah bisa melampaui kontribusi pendapatan dari layanan transportasi,” ujarnya.
Baca Juga Hero 6 Diobral, GoPro Bakal Dijual? |
---|
Nadiem mengklaim nilai transaksi layanan Go-Food di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, jika mengesampingkan China. “Dari sisi transaksi, kita perusahaan food delivery terbesar di dunia di luar China. Dunia sekarang sedang ngomongin dampak layanan ini terhadap pertumbuhan usaha mikro,” ujarnya.
Chief Commercial Expansion Go-Jek Catherine Hindra Sutjahyo menyatakan pada tahun ini berfokus mengembangkan platform layanan itu supaya lebih customer friendly dan merchant friendly. Go-Jek tengah mempercepat adopsi berbagai teknologi baru untuk mendukung pengembangan layanan Go-Food.
Salah satu sasaran pengembangan layanan itu adalah inovasi fitur baru yang merekomendasikan merchant dengan menganalisa minat konsumen.
“Sekarang sudah banyak fitur yang direspons sangat positif misalnya, re-order, best seller atau social connect untuk lihat menu favorit. Kita ingin mengembangkan fitur yang mampu menganalisa kira-kira orang sukanya apa, kita coba adopsi berbagai teknologi salah satunya AI,” ujarnya.
Go-Jek berkomitmen mengembangkan penguatan kemitraan dengan usaha kecil dan menengah dalam layanan Go-Food.
Perusahaan rintisan teknologi berbasis layanan on demand tersebut juga melihat lini layanan pesan antar makanan mampu memberikan dampak sosial yang lebih besar kepada masyarakat. Go-Jek menginisiasi Go-Food Festival untuk memperluas basis mitra usaha kuliner skala kecil menengah lantaran pebisnis kuliner tak perlu menyiapkan dana untuk memasarkan produknya.
Perhelatan Go-Food festival dimulai sejak 19 Desember 2017 lalu hingga 19 Januari 2018 di area pelataran Mal Pasaraya, Jakarta Selatan. Selama dua pekan gelaran tersebut, rerata merchant merasakan volume kenaikan penjualan baik secara offline maupun online sebanyak 50 – 100 transaksi pesanan per hari.