Aplikasi Gim Paling Laris, Fintech Tumbuh Pesat

N. Nuriman Jayabuana
Selasa, 9 Januari 2018 | 12:33 WIB
Aplikasi Penghemat Kuota Datally/Istimewa
Aplikasi Penghemat Kuota Datally/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Konsumen di seluruh dunia diperkirakan menghabiskan lebih dari Rp1,4 kuadriliun untuk aplikasi pada 2018. Aplikasi gim masih dominan, diikuti oleh aplikasi fintech.

App Annie menyatakan per Oktober 2017 ada lebih dari 2 juta aplikasi yang tersedia di dalam App Store dan 3,5 juta aplikasi di dalam Google Play.

Perusahaan riset tersebut menyatakan perkembangan jumlah dan keragaman aplikasi mendorong monetisasi aplikasi tumbuh dengan eksponensial. App Annie memperkirakan belanja konsumen melalui aplikasi tumbuh dengan pertumbuhan 30% per tahun dan nilainya akan melampaui US$110 miliar atau lebih dari Rp1.400 triliun.

Aplikasi Gim Paling Laris, Fintech Tumbuh Pesat

sumber: App Annie

Sensor Tower memiliki proyeksi pertumbuhan yang setara dengan nilai lebih konservatif. Perusahaan riset tersebut menyatakan pendapatan dari aplikasi naik 35% dari US$43,5 miliar pada 2016 menjadi US$58,7 miliar pada 2017.

App Store membukukan pendapatan senilai US$38,7 miliar dari penjualan aplikasi berbayar dan berlangganan sepanjang 2017. Pendapatan itu dua kali lipat pendapatan yang dipeoleh kompetitornya, Google Play yakni senilai US$20,1 miliar.

Baik App Store maupun Google Play sama-sama mencatatkan pertumbuhan pendapatan double digit. Pendapatan App Store dari melejit 34,7% sementara Google Play mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 34,2%.

Aplikasi Gim Paling Laris, Fintech Tumbuh Pesat

sumber: Sensor Tower

Sensor Tower dan App Annie menyatakan gim masih menjadi aplikasi berbayar pilihan konsumen. Penjualan aplikasi gim berbayar berkontribusi sebesar 82% dari seluruh penjualan aplikasi berbayar.

Namun, App Annie memperkirakan pangsa tersebut bakal tergerus seiring pergeseran peta persaingan dari aplikasi non-berbayar ke aplikasi berbasis langganan.

Model monetisasi berbasis langganan diperkirakan ke depan akan semakin semarak. Pengembang aplikasi bakal semakin banyak mengembangkan fitur pembelian dalam aplikasi (in-app purchase)di dalam aplikasinya untuk mendulang pendapatan.

Di samping itu, aplikasi teknologi finansial diperkirakan bakal memulai transformasi besar pada 2018. Sepanjang tahun lalu, aplikasi tekfin aplikasi yang paling banyak diunduh selain aplikasi gim di Asia Pasifik.

Perkembangan aplikasi tekfin diperkirakan akan memicu kenaikan transaksi pada aplikasi kategori lain seperti aplikasi ritel, service on demand, danmedia sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper