Tiap Bulan, Go-Food Terima 2,5 Kali Order per Pelanggan

Agne Yasa
Kamis, 5 Oktober 2017 | 15:51 WIB
 Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad (kanan) dan CEO & Founder GO-JEK Nadiem Makarim berbincang usai penandatanganan kerja sama dengan tiga bank nasional, antara lain BTN, PermataBank Syariah, dan BNI Syariah di Jakarta, Selasa (9/5)./JIBI-Nurul Hidayat
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad (kanan) dan CEO & Founder GO-JEK Nadiem Makarim berbincang usai penandatanganan kerja sama dengan tiga bank nasional, antara lain BTN, PermataBank Syariah, dan BNI Syariah di Jakarta, Selasa (9/5)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pelanggan Go-Food, layanan pengiriman makanan dari Go-Jek, bertransaksi lebih dari 2 kali setiap bulan memesan makanan dari 100.000 mitra restoran.

Sesi bertajuk Behind the Business Model That Changed The Food Delivery Game (And Made Small Business Flourished) dalam gelaran Ideafest 2017 x Tokopedia menghadirkan pemaparan oleh Head of Merchant Engagement & Acquisition Go-Jek Nadia Tenggara dan Deputi Direktur Pemasaran Bisnis Indonesia Aditya Noviardi sebagai pemandu acara.

Nadia, yang sebelumnya menjabat Head of Business Go-Food, memaparkan awal mula lahirnya Go-Jek, mulai dari permasalahan hingga peluang yang ada. 

Dia menjelaskan pada awalnya Go-Jek hanya memiliki tiga servis utama yaitu Go-Ride, Go-Send, dan Go-Shop. Dalam perkembangannya perusahaan menyadari terdapatpermintaan yang besar untuk belanja makanan dari Go-Shop. 

"Karena itu Go-Food lahir untuk meningkatkan customer experience-nya," ujarnya ditemui dalam acara Ideafest 2017 x Tokopedia di Jakarta, Kamis (5/10/3017). 

Dia menambahkan ke depan perusahaan akan terus mengamati perkembangan perilaku pengguna dan toko mitra Go-Jek. 

"Kebutuhan user terus berubah dan berkembang, merchant juga begitu. Jadi bagaimana caranya Go-Food stay relevant dengan mengeluarkan fitur-fitur baru yang dapat membantu userdan merchant berkembang," jelasnya. 

Sejak diluncurkan April 2015, layanan Go-Food awalnya hanya ada di Jabodetabek dengan 10.000 merchant.  Dalam waktu 6 bulan setelah diluncurkan, Go-Food mampu mencapai 1 juta order secara kumulatif. 

"Selama satu tahun pertama itu mungkin itu kami berkembang di rate hampir 50% month on month," katanya. 

Pada September 2016, Go-Food sudah live di sekitar 15 kota lagi dengan 50.000 merchant.  "Satu tahun setelah itu, di Agustus 2017, kami sudah ada di 50 kota dengan 100.000 merchant," jelas Nadia. 

Dia mengungkapkan setidaknya 55% dari pelanggan yang melakukan pemesan, kembali memesan pada bulan setelahnya. Rata-rata pelanggan tidak hanya bertransaksi setiap bulan. Rata-rata transaksi per bulan pengguna yang aktif bisa mencapai 2,5 kali.

Selain itu, Nadia juga menambahkan di Go-Food pelanggan lebih banyak menggunakan Go-Pay.  "Lebih dari 50% sudah Go-Pay transaksinya karena kan delivery fee lebih murah kalau untuk partner. Lalu dengan Go-Pay juga lebih mudah, tidak perlu bayar cash lagi," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper