Blackberry Kembangkan Teknologi Cegah Peretasan

Agne Yasa
Jumat, 11 Agustus 2017 | 21:17 WIB
Blackberry/Istimewa
Blackberry/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus peretasan atau dikenal dengan istilah hacking lebih sering ditemukan pada zaman sekarang dengan kemajuan teknologi di mana segala sesuatunya kian terhubung.

The Next Tier 8 Security Predictions for 2017, sebuah laporan yang diterbitkan oleh CSO, pada 2017 ini bisa dibilang menjadi babak baru bagi para peretas, di mana pelaku kejahatan dunia maya akan lebih agresif melakukan penyerangan demi mereguk keuntungan dan memanfaatkan setiap peluang yang ada seiring dengan pesatnya teknologi.

Tujuan kasus peretasan pada umumnya adalah untuk mengambil data-data tertentu yang dimiliki target, tetapi ada juga kasus peretasan yang bertujuan menghancurkan data atau sistem tertentu sehingga berdampak pada kerusakan digital.

Beberapa pekan lalu, HBO, sebuah jaringan kabel premium dan jaringan televisi satelit asal Amerika, menjadi target dari salah satu kasus peretasan yang masif. Para peretas yang mengeksekusi serangan tersebut, mencuri 1,5 terabyte data dari dalam jaringannya, termasuk episode yang akan datang untuk acara seperti Ballers, Room 104 dan Game of Thrones, salah satu acara yang paling dinanti-nantikan oleh penggemar di seluruh dunia.

Indonesia pun tidak luput dari kasus peretasan, yang telah terjadi berulang kali. Pada 2017, terdapat beberapa kasus yang mewarnai berita di media masa nasional dan social media, serta menjadi topik obrolan banyak orang.

Peretasan terjadi pada perusahaan-perusahaan dari beberapa industri, termasuk industri telekomunikasi, jasa pembelian tiket online hingga organisasi pemerintah.

Beberapa kasus ini terjadi karena ketidaksenangan orang atau pekerja dari perusahaan-perusahaan yang ingin mencoreng nama baik perusahaan tersebut. Serangan-serangan tersebut menjadi sebuah peringatan bagi perusahaan penting lainnya untuk memperbaiki sistem keamanannya.

Dalam beberapa dekade terakhir ini, terlihat evolusi yang signifikan dalam skala dan kecanggihan organisasi para peretas, bersamaan dengan jenis bisnis yang mereka targetkan.

Sebelumnya, peretas cenderung menargetkan bank dan organisasi keuangan lainnya dengan tujuan untuk mencuri informasi dan transaksi keuangan. Namun karena organisasi ini telah memperbaiki standar keamanan dan mulai mengunci sistem mereka, para peretas mulai mencari target yang lebih mudah.

Mengantisioasi hal tersebut, BlackBerry menawarkan perlindungan seperti Enterprise File Synchronisation and Sharing. Melalui rilisnya kepada Bisnis, Jumat (11/8/2017), pihak Blackberry mengungkapkan teknologi ini telah digunakan oleh beberapa perusahaan untuk menyebarkan berkas-berkas yang terenkripsi dengan aman dan mengendalikan hak digital dari berkas-berkas tersebut setelah meninggalkan jaringan mereka.

"Menggunakan solusi komunikasi yang aman berarti berkomunikasi dengan pihak luar melalui jalur aman, baik email, teks, telepon atau pesan instan," kata pihak Blackberry.

Selain itu, Blackberry juga menawsrkan teknologi berupa solusi terpadu lainnya seperti Unified Endpoint Management (UEM) yang menjadi kunci dalam mengamankan dan mengendalikan semua titik Teknologi Informasi, termasuk komputer desktop, laptop, perangkat seluler atau perangkat-perangkat IoT.

Selain itu, organisasi dapat menggunakan layanan konsultasi keamanan siber untuk menilai pertahanan mereka, dengan mensimulasikan serangan-serangan yang mungkin terjadi di dunia nyata.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Editor : Fajar Sidik
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper