Dirut PT Aneka Tambang (Persero) Tbk., Arie Prabowo Ariotedjo: Ini Adalah Tahun Pemulihan

Thomas Mola & Lukas Hendra
Senin, 7 Agustus 2017 | 09:11 WIB
CEO PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Arie Prabowo Ariotedjo/Bisnis
CEO PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Arie Prabowo Ariotedjo/Bisnis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejak awal tahun ini, angin segar berhembus di sektor pertambangan dengan diperbolehkannya ekspor bijih bauksit berkadar rendah dan bauksit hasil proses pencucian. Bagaimana strategi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. ke depan? Berikut petikan wawancara Bisnis dengan Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Arie Prabowo Ariotedjo beberapa waktu lalu.

 

Dulu Anda di PTBA, sekarang di Antam, apa perbedaan dan tantangannya?

Saya setahun di PTBA sebagai komersial walaupun sebelumnya saya CEO di Medco Energy Mining, sekarang jadi dirut. Tentu dari segi tugas, tanggung jawab, dan kewenangan berbeda.

Kalau di komersial lebih fokus ke pemasaran, logistik dan pengadaan. Kalau sebagai dirut kan bertanggung jawab terhadap keseluruhan direktorat yang ada. Jadi lebih makrolah sifatnya. Cuma sebagai dirut tidak lebih detail, lebih makro. Kalau orkestra menjadi dirigennya, bisa mengatur dengan baik.

Tantangannya tentu bagaimana bisa membuat semua direktorat di bawah saya bisa bersinergi dan kompak. Direksi sekarang kan sifatnya kolegial kadang-kadang bisa diartikan direktur itu sebagai koordinator. Istilahnya voting right-nya sama. Cuma di sini pada intinya sebagai dirut penanggung jawablah.

Dari sisi perusahaan sendiri berbeda. PTBA itu perusahaan yang cukup mapan. Tantangannya, tadinya di perusahaan mapan yang memiliki keuntungan bagus, masuk ke perusahaan yang ada kesulitan. Masuk ke Antam ini memiliki tantangan berbeda. Bagaimana membuat Antam lebih baik dari segi kinerja ataupun keuangan.

Adakah perbedaan lainnya lagi?

PTBA itu satu produk batu bara dan power plant. Lokasi juga hanya di Tanjung Enim. Adapun Aneka Tambang, namanya saja sudah aneka, jadi bermacam-macam. Dari segi komoditasnya bermacam-macam. Adapun tiga yang utama adalah bauksit, nikel, dan emas.

Dari segi areanya juga berbeda ada di Kalimantan Barat, Sulawesi, Halmahera, dan Papua Barat. Dari segi produk berbeda, dari segi wilayah juga berbeda.

Tantangan lainnya lagi, secara UU Minerba, batu bara masih bisa ekspor full, sedangkan mineral yang ditangani di Antam baru saja ada relaksasi ore tapi tidak banyak. Itu pun baru keluar April sehingga ini memang tantangan tersendiri khususnya dari sisi harga komoditas.

Rencana untuk menghadapi tantangan tersebut seperti apa?

Tentu saja step by step. Pertama, mapping dulu kondisi Antam seperti apa. Kemudian kita mapping juga sebenarnya apa sih yang menjadi driver-nya saat ini. Driver-nya saat ini ada di feronikel, emas dan ore ekspor yang terbatas sehingga kita harus lihat untuk ke depannya bagaimana.

Sejak 2014 terlihat sekali secara drastis terjadi penurunan karena tidak bisa ore ekspor. Yang dulunya 70% pendapatan dari nikel dan 30% dari gold. Sekarang terbalik 30% feronikel, 70% dari gold. Nominalnya lebih kecil. Sekarang kita bisa ungkit pendapatannya dari trading emasnya. Namun, namanya trading, marginnya tipis meski dari sisi omzetnya tidak jauh berbeda.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Bisnis Indonesia
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper