Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) gencar berburu perusahaan digital di sektor pembayaran dan transportasi untuk bisnis vertikal, baik melalui skema akuisisi langsung maupun penyuntikan modal.
Direktur Keuangan PT Telkomsel Heri Supriadi menyebut pihaknya menyediakan dana investasi senilai US$40 juta untuk modal bagi perusahaan aplikasi digital yang prospektif dan sesuai dengan strategi bisnis Telkomsel. Komitmen dana itu disediakan sampai kurun waktu tiga tahun ke depan.
Sebanyak US$25 juta digelontorkan melalui PT Metra Digital Investama (MDI), perusahaan investasi yang merupakan cucu usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Sementara itu, US$15 juta dialirkan melalui Innovate yang merupakan perusahaan investasi milik Singtel Ltd, pemegang saham Telkomsel asal Singapura.
“Dana US$25 juta dan US$15 juta itu venture dalam tiga tahun ke depan. Jadi kami investasi kalau ada yang potensial dan prospektif, tapi itu tidak mudah juga mencarinya,” ujarnya kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Selain melalui penyuntikan modal ke perusahaan digital, Telkomsel juga membuka peluang untuk mengakuisisi perusahaan digital di bidang pembayaran dan transportasi yang memiliki strategi bisnis serupa, serta memiliki nilai perusahaan yang sesuai dengan skala ekonominya.
“Telkomsel selalu mencari pada stream yang sesuai,misalnya transportasi vertikal, atau payment yang selaras dengan Tcash. Kami cari yang besar, meaningfull size,” ujarnya.
Akuisisi
Terkait kesiapan dana Telkomsel untuk akuisisi, Heri mengaku pihaknya berani menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah jika nilai perusahaan sesuai dengan skala bisnis dan prospeknya ke depan.
Menurut dia, lini bisnis aplikasi memiliki karakteristik pasar yang sangat dinamis sehingga selama ini Telkomsel mengambil model bisnis kemitraan. Namun ke depan, tak menutup kemungkinan adanya perubahan skema bisnis.
“Kami memiliki basis data bagus. Jadi apa yang bisa dielaborasi, sinergi dengan data yang kami punya, seharusnya seperti apa? Itu yang akan dicari juga,” tuturnya.
Terkait perkembangan infrastruktur, operator seluler milik perusahaan pelat merah itu mengaku menyiapkan belanja modal mencapai Rp14,8 triliun pada 2017. Sebanyak 85% akan digunakan untuk kebutuhan radio, yakni membangun sebanyak 20.000 base transceiver station (BTS).
“Sampai semester I sudah hampir 70% dibangun karena mengejar readiness saat masa lebaran yang ramai kemarin,” katanya.
Terkait wilayah, dia mengaku pembangunan BTS merata di seluruh Indonesia, baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Berdasarkan komposisi jaringan, sebanyak 80% yang dipasang merupakan teknologi 4G LTE.