Blue Power Technology Sediakan Sistem Smart City Hemat Biaya

Sholahuddin Al Ayyubi
Senin, 12 Juni 2017 | 17:03 WIB
Smart City. /Bisnis.com
Smart City. /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA —  Blue Power Technology (BPT) menawarkan program managed services terhadap solusi dan layanan smart city bernama Government Interactive Response Center (GIRC) untuk mewujudkan proyek kota cerdas yang hemat biaya dan mudah.

Presiden Direktur PT Blue Power Technology Lugas M Satrio mengemukakan saat ini konsep smart city sudah mulai diterapkan pemerintah daerah (Pemda) untuk mempermudah tata kota dan mengatasi berbagai permasalahan perkotaan.

Namun, menurutnya, proses implementasi smart city masih terkendala pada masalah pembiayaan dan kompleksitas sistem teknologi informasi (TI).  

"‎Kami menyadari bahwa masalah utama investasi TI adalah biaya dan kompleksitas. Melalui program managed services yang kami tawarkan pada solusi GIRC ini, pelanggan tidak dibebani oleh biaya yang besar untuk proyek smart city karena pembayaran yang dilakukan hanya untuk operasional saja," tuturnya di Jakarta, Senin (12/6).

Dia menjelaskan GIRC merupakan solusi smart city berbasis Intelligent Operations Center (IOC) milik IBM yang diluncurkan BPT pada awal 2015 untuk membantu pemerintah daerah dalam mengelola wilayah dan memonitor kinerja aparat agar dapat memberikan pelayanan lebih baik terhadap warga.

Menurutnya, solusi tersebut dapat memadukan perangkat Emergency Management, sensor, CCTV dan video analytics yang menerima informasi dan data serta pengambilan tindakan secara real time terhadap keadaan darurat. 

"Melalui solusi kami ini, pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan di satu kota, berinteraksi dengan warga, meningkatkan respons terhadap keluhan warga, dan memantau kinerja aparat," katanya.

‎Lembaga riset IDC menyebutkan sebanyak 90% kota di Indonesia berpotensi gagal memanfaatkan data untuk smart city dan aset digital lantaran kurangnya pendanaan, proses, manajemen proyek dan keterampilan manajemen perubahan.

‎Selain itu, permintaan terhadap layanan managed services diprediksi terus meningkat dengan nilai pasar global menurut Market and Market sebesar US$ 242,45 milyar pada 2021 dari US$ 145,33 milyar pada 2016 dengan laju pertumbuhan tahunan majemuk sebesar 10,8%.

Sementara itu, lembaga riset Frost and Sullivan juga mencatat bahwa managed services akan menjadi segmen yang lebih besar dari layanan konektivitas, mengingat banyak perusahaan kini mulai menuju penggunaan Managed Application Services.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper