Bisnis.com, JAKARTA — Persoalan geopolitik Qatar dengan Arab Saudi berbuntut panjang hingga terjadi penghentian hubungan diplomatik oleh sejumlah negara di Timur Tengah. Hal itu turut memantik rasa ingin tahu atas kondisi bisnis perusahaan Qatar, terutama yang terkait dengan Indonesia.
Seperti diketahui, sebagian besar saham operator seluler nasional PT Indosat Tbk. dimiliki oleh Ooredoo, Asia Pte. Ltd yang bagian dari grup bisnis raksasa asal Qatar.
Menanggapi gejolak yang sedang terjadi, Direktur Utama PT Indosat Tbk. Alexander Rusli menyampaikan Ooredoo Qatar hanya pemegang saham seperti halnya pemegang saham lain, termasuk publik dan pemerintah Indonesia. Sejauh ini, perseroan melakukan bisnis seperti biasa dengan tetap menghadapi kompetisi yang berjalan di industri telekomunikasi.
“Ooredoo adalah pemegang saham seperti lainnya, di mana salah satunya pemerintah. Jadi sejauh ini business as usual untuk kami,” ujar Alex kepada Bisnis, Selasa (6/6/2017).
Dia memastikan, kinerja perusahaan yak terkena dampak apapun dari peristiwa yang terjadi di Qatar. Bagaimanapun, Indosat terdaftar sebagai perusahaan Indonesia. “Sejauh ini tidak ada dampak apapun,” tegas Alex.
Sebagai informasi, Ooredoo Asia Pte. Ltd memiliki sebanyak 65% saham Indosat, sedangkan publik 20,71%, dan pemerintah Indonesia tercatat hanya 14,29%.
Baca Juga Indosat Tutup Layanan Cipika |
---|
Sejumlah negara di Timur Tengah sepakat mengakhiri hubungan diplomatik dengan Qatar karena dianggap mendukung milisi teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS, Houthi, dan Al-Qaeda. , antara lain Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Yaman, Libya, dan Maladewa.
Persoalan kemudian berbuntut panjang, lalu lintas penerbangan melalui dan di sekitar kawasan Teluk juga terancam terganggu.