Layanan Video On Demand Diprediksi Tumbuh

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 16 Mei 2017 | 20:01 WIB
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Layanan video on demand diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang signifikan sejalan dengan semakin mahalnya biaya iklan digital di televisi dan layanan over the top (OTT) di Indonesia.

Arun Prakash, Chief Operating Officer (COO) Vuclip mengemukakan tantangan para pengiklan dewasa ini di antaranya adalah mahalnya anggaran untuk beriklan di televisi dan platform konten OTT yang hanya menawarkan konten bentuk pendek serta hampir tidak ada cara untuk menjangkau perempuan.

"Viu telah menjadi salah satu saluran terbesar dengan pengguna perempuan di Indonesia, sehingga dapat menampung kebutuhan para pengiklan yang ingin menjangkau khalayak tersebut," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (16/5/2017).

Menurut lembaga riset pasar e-Marketer, pertumbuhan pengguna Internet diperkirakan tumbuh 8,7% di atas jumlah pengguna 112,6 juta tahun ini di Indonesia, dengan semua jaringan utama yang sekarang menawarkan layanan 4G LTE. Hal ini membawa peluang bisnis baru. Industri iklan saat ini sedang mencari cara di luar saluran televisi untuk mencapai target audiens dengan menggunakan saluran yang tepat untuk mendorong merek mencapai demografi target audiens nya.

Sementara itu, survei Digital Lifestyle & eChannel yang di laksanakan oleh Institute of Telematics Research Sharing Vision tahun ini juga menunjukkan menunjukkan sekitar 42% dari responden mengatakan mereka menonton video atau film melalui internet, sementara hanya 30% telah membeli sebuah DVD atau menonton TV kabel dan sekitar 28% pergi ke bioskop. Ini merupakan indikator bahwa layanan video on demand adalah tren utama di Indonesia selama kontennya segar dan relevan.

Arun juga menjelaskan sebesar 80% pengguna Viu adalah perempuan dengan usia mulai dari 18-28 tahun yang terdiri dari mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, dan para profesional tingkat manajerial. Menurutnya, perempuan pengguna Viu tersebut adalah perempuan dewasa muda di perkotaan, sangat mobile dan bersosialisasi, menyukai merek online dan mengikuti tren.

"Selain itu, mereka juga pengguna internet dan media sosial yang aktif, berbelanja online, dan suka mendapatkan pengalaman baru atau mencoba hal baru,” ujarnya.

Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia 12,6%, pengguna ini diproyeksikan akan menjadi pengguna video on demand pada 2017 (15,1 juta pengguna), dengan 48,4% dari mereka adalah perempuan. Layanan 4 G dan LTE serta handset 4G murah mendorong konsumsi video pada ponsel. Ini adalah kesempatan besar untuk merek-merek yang tertarik dalam 'femvertising,' artinya iklan atau kampanye yang menargetkan perempuan di seluruh Indonesia, yang kebetulan adalah kunci pengambil keputusan untuk lebih dari 60% pembelian.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper