Inovasi Bisnis Diperlukan Dalam Ekosistem Digital

Agne Yasa
Kamis, 16 Maret 2017 | 19:33 WIB
Talkshow Teknologi Digital Membuat Media Lebih Hidup di Jakarta pada Kamis (16/3/2017)/Bisnis-Agne
Talkshow Teknologi Digital Membuat Media Lebih Hidup di Jakarta pada Kamis (16/3/2017)/Bisnis-Agne
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Dinamika teknologi mendorong pelaku media untuk berinovasi, berkolaborasi dan melakukan sinergi dengan ekosistem baru. Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengatakan teknologi digital kini sudah menjadi subjek bagi industri media cetak karena kini informasi makin cepat, akurat, dan dapat diakses dimana saja berada.

“Yang dibutuhkan media cetak saat ini adalah economies of scale dan harus dikelola secara professional,” ujar Rudiantara ketika menjadi pembicara dalam Talkshow Teknologi Digital Membuat Media Lebih Hidup di Jakarta pada Kamis (16/3/2017)

Dia berkesimpulan media cetak akan tetap ada meskipun segmennya spesifik dan tipis tapi tetap akan eksis dan akan co-exist dengan media online yang ada.

“Tetap akan ada bagian dari masyarakat dan stakeholder yang tetap membutuhkan media cetak,” katanya.

Merza Fachys, Ketua ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia) sekaligus Presiden Direktur Smartfren, mengatakan dari sebuah studi dia meyakini masih ada celah pasar yang dapat dimanfaatkan oleh media cetak.

“Ada 80% responden dari suatu penelitian melihat bahwa membaca produk cetak akan mendapatkan pengetahuan lebih mendalam daripada online. Selain itu, 71% lebih rileks membaca media printing dibanding online. Sementara 64% pemasang iklan belum mau meninggalkan media cetak,” kata Merza.

Menurut Merza, media cetak perlu melakukan integrasi dengan dunia digital. Dia mengatakan seluruh bentuk media harus menjadi jendela bagi yang lainnya.

“Printing jadi jendela online, sebaliknya online juga jadi jendela printing,” tambahnya.

Sementara itu, Alexander Rusli, CEO Indosat, mengatakan walaupun dunia digital sangat maju tetapi harus ada kontak antara digital dan fisik.

“Walaupun cetak tetapi teknologinya juga harus maju. Butuh kombinasi, keseimbangan antara cetak, website, sosial media, pengiklan juga melihat berbagai faktor itu,” ujarnya.

Dahlan Dahi,Executive Director Kompas Gramedia Majalah, menambahkan dari pengamatannya media cetak harus menyesuaikan konten yang relevan ke pembacanya. Menurutnya, adaptasi terhadap perilaku konsumen menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar agar informasi yang disajikan dapat dinikmati oleh kebanyakan pengguna.

“Berbagai data dari online perlu dilihat seperti 91% pengguna online datangnya dari mobile. Perlu ada penyesuaian ketika konten dialirkan lewat smartphone,” tambahnya.

Dia mengatakan industri media cetak harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen sambil tetap melakukan inovasi bisnis. Untuk dapat beradaptasi dan dapat terus bertahan sejumlah tahapan perlu dilakukan melalui transformasi bisnis.

“Yang jelas, ketika media cetak dapat mengisi kebutuhan konsumen, mendengarkannya, dan memberikan mereka peluang untuk berkomentar secara aktif baik di cetak maupun online. Kesempatan untuk berkomentar dan menganalisis membuat media cetak semakin erat ikatannya dengan pembacanya,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper