Bisnis.com, JAKARTA—Operator menara PT Dayamitra Telekomunikasi berencana membangun sebanyak 2.300 tower dan microcell di seluruh Indonesia secara merata pada 2017.
Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) David Bangun menargetkan ekspansi pembangunan menara, masing-masing 1.150 base transceiver station (BTS) dan 1.150 microcell pada 2017. Alhasil, menara milik Mitratel bertambah 25% dari semula 8.700 tower pada 2016, meningkat kumulatif menjadi 11.000 tower pada 2017.
“Target kami meningkat 25% atau bertambah 2.300 menara, porsi microcell dan tower masing-masing separuh,”tuturnya saat dihubungi Bisnis, Selasa(7/2/2017).
Pembangunan menara dan microcell akan dilakukan di seluruh Indonesia secara merata, baik di Jawa maupun Luar Jawa. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. itu tak memprioritaskan satu wilayah tertentu karena semua operator telekomunikasi dinilai mengalami pertumbuhan trafik broadband yang signifikan di seluruh daerah.
Terkait komposisi penyewaan menara, PT Telkomsel masih mendominasi penyewaan dengan porsi mayoritas 80%, sisanya 20% disewa oleh operator lain yakni, PT XL axiata Tbk., PT Indosat Tbk., PT Smartfren Telecom Tbk., dan PT Hutchison Tri Indonesia.
Turunan perusahaan pelat merah itu akan menggelontorkan dana belanja modal mencapai Rp2,8 triliun untuk kebutuhan ekspansi infrastruktur utama tersebut. Rencananya, dana diperoleh melalui skema pembiayaan dari perbankan.
Mitratel telah mengantongi portofolio pinjaman dari sejumlah bank antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero), PT Bank UOB Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur, dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ.
Dengan rencana ekspansi yang agresif, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa mencapai 18% pada 2017 atau menjadi Rp4 triliun dari total omzet tahun sebelumnya Rp3,4 triliun.
“Target pertumbuhan pendapatan dipicu oleh ekspansi 2017, yah sekitar 10% dan sebagian 8% dari hasil pembangunan yang sudah terjadi pada tahun lalu,”sebutnya.
Sebagai informasi, Mitratel memiliki tiga konsep bisnis microcell yang dijalankan. Pertama, In-Building Solution yakni, jasa penyewaan infrastruktur telekomunikasi di dalam gedung perkantoran, dan bangunan fasilitas umum, untuk menyediakan layanan seluler/Wifi di IBS Mitratel existing.
Kedua, BTS Hotel yang merupakan outdoor solution untuk memperluas jangkauan dan mengatasi masalah kapasitas di lokasi strategis dan pusat bisnis. Ketiga, Micro Pole yang berfungsi sama dengan solusi BTS Hotel namun memiliki bentuk berbeda.
Intinya, microcell berfungsi sebagai repeater untuk memperkuat sinyal yang sudah ada sehingga komunikasi menjajdi lebih stabil. Infrastruktur itu juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi komunikasi di daerah-daerah yang masih mengalami blank spot.
Dalam pemberitaan sebelumnya, perusahaan operator menara lain, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. mengaku akan melakukan ekspansi organik pembangunan maksimal sebanyak 3.000 menara di seluruh wilayah Indonesia pada 2017.
Direktur Utama Tower Bersama Infrastructure Herman Setya Budi menuturkan setiap pembangunan menara baru diperkirakan menelan biaya sekitar Rp800 juta sampai Rp1,2 miliar. Nilai investasi yang dibutuhkan bergantung pada ketinggian dan lokasi menara tersebut, misalnya membangun di desa atau di kota, serta di Jawa atau di luar Jawa.