Bisnis.com, SERPONG - Media massa saat ini menghadapi tantangan terkait perkembangan teknologi dan globalisasi informasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Niken Widyastusi pada pembukaan pertemuan internasional 'Media dan Pembangunan', di Serpong, Selasa (20/9/2016), Menkominfo mengatakan tantangan tersebut perlu dicermati oleh media massa dan wartawan.
"Teknologi informasi berkembang cepat, membuat informasi tersebar cepat dan bisa diakses secara global," kata Rudiantara sebagaimana disampaikan Niken dalam pembukaan acara tersebut.
Cara baru komunikasi memberikan tantangan yang baru antara lain informasi yang negatif seperti radikalisasi dan pornografi sehingga memberikan dampak negatif.
Pemerintah Indonesia, kata Rudiantara, berkomitmen untuk mendorong perkembangan media massa di Indonesia dengan menjunjung tinggi nilai demokrasi dan keterbukaan informasi.
Sementara itu Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo dalam kesempatan itu mengatakan perkembangan saat ini mendorong semakin tipisnya batas antar negara, sehingga hubungan antara masyarakat juga semakin terbuka.
Ia mengatakan saat ini praktik jurnalisme memberikan pengaruh terhadap berbagai sisi kehidupan masyarakat.
"Audiens memiliki posisi yang pararel dengan jurnalis. Internet menjadi saluran cepat yang menghantarkan informasi, dengan aturan yang masih terbatas namun dampak yang luas" paparnya.
Ketua Global Forum Media Development Leon Willems mengatakan saat ini media memasuki masa transisi dan harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.
"Transisi yang sedang berlangsung, itu yang sedang kita hadapi. Tantangan lainnya adalah bagaimana media menghadapi perubahan dan melalui transisi itu," katanya.
Leon mendorong agar media massa khususnya wartawan mengembangkan kemampuan dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan situasi yang ada sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.
"Masa depan media, bersandar dari perubahan cara berpikir menghadapi perubahan yang ada," katanya.
Jakarta World Forum for Media Development 2016 berlangsung sejak 20-23 September di Kampus Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Pertemuan internasional itu dihadiri oleh lebih dari 200 praktisi dan akademisi di bidang jurnalistik yang berasal dari berbagai negara.
Pertemuan itu membahas sejumlah isu antara lain media dan pembangunan, media dan bisnis, media dan teknologi, media dan masyarakat, ekstrimisme dan propaganda serta isu mengenai kebebasan akses informasi.
Sejumlah pembicara berasal dari organisasi internasional dan asosiasi media massa internasional serta dalam negeri.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono mengatakan pertemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik bagi pers nasional maupun perkembangan jurnalistik dari sisi akademis.