Bisnis.com, PONTIANAK- Operator XL Axiata menyatakan setidaknya ada tiga tantangan dalam pembangunan fiber optic di tanah air.
Direktur/Chief Service Management Officer XL Yessie D. Yosetya mengatakan tantangan pertama dalam membangun FO yakni kondisi geografis yang berbeda di setiap daerah.
Dicontohkannya antara pembangunan FO di pulau Sumatra dan Kalimantan. Di Sumatra areanya lebih berbukit sehingga menyulitkan proses pembangunan. Sementara di Kalimantan lahannya lebih datar. Harusnya memang lebih mudah, tapi persoalannya lahan di Kalimantan berjenis gambut. Kabel optic jadi lebih rawan terbakar apabila terjadi kebakaran lahan.
Kedua, masalah infrastruktur listrik turut menjadi tantangan dalam pembangunan FO di sejumlan wilayah, termasuk Kalimantan. Sebab ketersediaan daya di kawasan ini belum terlalu mencukupi.
"Dalam membangun jaringan untuk network harus memastikan ketersediaan, listriknya dan jika tidak ada harus menyiapakan alternatif daya," jelas Yessie.
Tantangan terakhir perizinan tanah. Dimana di beberapa kota tidak mudah untuk mendapat izin membangun infratruktur jaringan. "Karenanya dilakukan sharing infrastruktur agar lebih mudah," ujar Yessie.
Saat ini XL memiliki 1,3 juta pelanggan di Kalimantan. Trafik data yang terus meningkat membuat mereka membangun jaringan FO untuk menjaga pengalaman pengguna. Saat ini XL telah membangun 3.000 km di sepanjang Kalimantan.
Di Kalimantan sendiri, XL baru menyelesaikan pembangunan FO yang menghubungkan Banjarmasin-Balikpapan sepanjang 900 km dan Pontianak-Singkawang sepanjang 500 km.
Jaringan FO tersebut nantinya dapat mendukung jaringan LTE, transmisi backbone, backhaul dan access. Sebagian besar proyek pembangunan FO tersebut dilakukan sendiri oleh XL. Sementara sebagian lagi dengan menjalin kerjasama pembangunan dengan pihak lain dalam skema partnership.