Dua Lembaga Riset Kerja Sama Kembangkan Komoditas Perkebunan

Azizah Nur Alfi
Sabtu, 23 Juli 2016 | 07:02 WIB
Ilustrasi/dinpertantph.jatengprov.go.id
Ilustrasi/dinpertantph.jatengprov.go.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan industri perkebunan tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan riset yang mumpuni. Hal ini mendorong PT Riset Perkebunan Nasional (RPN) dan PT Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI) melakukan kerjasama dalam riset dan pengembangan komoditas perkebunan. 

Seperti dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Jumat (22/7), kerjasama ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman antara RPN dan IRAI di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (21/7). Direktur Utama RPN Teguh Wahyudi dan Direktur Utama IRAI Lin Che Wei menandatangani langsung yang disaksikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud. 

Dari kerjasama riset ini, harapannya lahir hasil riset yang dapat menjadi basis pengembangan komoditas perkebunan nasional yang strategis dan berkelanjutan. RPN merupakan merupakan induk dari enam pusat penelitian perkebunan di Indonesia yang mencakup Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKI), Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK), Pusat Penelitian Karet (PPK), Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI). Adapun, IRAI merupakan salah satu perusahaan riset dan konsultasi nasional yang memiliki spesialisasi dalam market dan industry research, corporate dan financial advisory, kebijakan publik, serta pelatihan. 

Hasil riset ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen komoditas strategis. Lebih lanjut, kerja sama yang dilakukan dengan IRAI sebagai perusahaan riset dan konsultasi ekonomi tidak hanya akan memberikan hasil penelitian yang tidak hanya mencakup aspek teknis perkebunan, tetapi juga dapat menunjukkan implikasi nyatanya dalam pembangunan ekonomi dan isu food security nasional, yang sangat erat dengan sub-sektor perkebunan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper