Separuh Remaja Sembunyikan Aktivitas Onlinenya dari Orang tua

Sholahuddin Al Ayyubi
Senin, 11 April 2016 | 13:58 WIB
Beberapa pelajar SD asyik memainkan Safety Road Game yang melatih anak-anak tertib dan aman berlalulintas./Istimewa
Beberapa pelajar SD asyik memainkan Safety Road Game yang melatih anak-anak tertib dan aman berlalulintas./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tingginya penetrasi internet dan banyaknya pengguna smartphone di Tanah Air ternyata tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi penggunanya.

Ada beberapa dampak negatif yang seringkali muncul dari derasnya era digitaliasasi dewasa ini di Indonesia.

Data We Are Social menyebut, hingga saat ini jumlah pengguna smartphone sudah melebih jumlah penduduk di Indonesia, yaitu 318,5 juta pengguna smartphone aktif dari 255,5 juta penduduk Indonesia, sejalan dengan tingginya angka pertumbuhan pengguna Internet aktif yang mencapai angka 88,8 juta.

Dampak negatif yang sering muncul dari tingginya pertumbuhan pengguna Internet aktif yang mencapai angka 88,8 juta itu adalah orangtua akan kesulitan mengawasi anaknya saat menggunakan jaringan Internet yang dianggap memiliki potensi membahayakan, terutama bagi anak remaja.

Kaspersky Lab dan lembaga IconKids & Youth mengungkapkan, dewasa ini hampir separuh atau sekitar 44% anak remaja di Indonesia menyembunyikan aktivitas online yang mereka lakukan selama ini dari orang tuanya, meskipun aktivitas online itu berpotensi menimbulkan bahaya dan dapat memperlihatkan konten negatif bagi anak remaja tersebut.

Survei

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan lembaga IconKids & Youth, hanya ada sekitar 33% anak-anak berusia 8-10 tahun yang memberitahukan aktivitas online mereka kepada orang tuanya.

Namun, ketika anak-anak itu sudah memasuki usia remaja antara 14-16 tahun, maka aktivitas online yang dilakukannya akan semakin disembunyikan rapat-rapat dari orang tuanya, karena komunikasi antara orangtua dan anak semakin berkurang.

Anak remaja berusia 14-16 tahun ini, juga seringkali secara sengaja mengambil langkah-langkah tertentu agar dapat terlepas dari kontrol orang tua dalam mengakses Internet melalui smartphonenya. Sekitar 30% anak remaja mengakui telah mengambil langkah ini agar terlepas dari pengawasan orangtua, salah satu caranya adalah dengan cara menggunakan sandi pada perangkat smartphone mereka dan menghapus riwayat aktivitas onlinenya agar tidak diketahui oleh orangtua.

Selain itu, sekitar 14% anak remaja juga telah menggunakan aplikasi khusus yang diunduh dari Google Play Store untuk menyembunyikan sejumlah file yang mereka unduh dari Internet, agar tidak diketahui oleh orang tuanya. Padahal, jika ada komunikasi yang baik antara orang tua dan anak mengenai adanya konten negatif dan ancaman siber, anak remaja akan memahami dan mengindari konten negatif dan ancaman siber tersebut.

 Sebesar 75% anak remaja saat ini diyakini akan merasa terbantu jika orang tua berbicara dengan mereka mengenai ancaman siber.

Kaspersky Lab dan lembaga IconKids & Youth berpandangan, alasan anak-anak remaja saat ini semakin banyak yang menyembunyikan aktivitas online mereka yaitu karena masih banyak orangtua yang dianggap belum komunikatif dan mengabaikan kegiatan anaknya pada saat melakukan aktivitas online.

Data

Menurut data yang dirilis Kaspersky Lab dan lembaga IconKids & Youth, sebesar 56% orangtua tidak mengetahui apa-apa mengenai jumlah aktual waktu yang anak-anak mereka habiskan saat melakukan akses Internet, sementara hampir 70% orang tua juga tidak mengetahui tentang unduhan ilegal atau cyberbullying.

Pendidikan dari orangtua terhadap anak saat ini memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam memberikan perlindungan kepada anaknya secara online.

Kaspersky berpandangan jika anak remaja berpikir bahwa orangtua mereka mampu dengan tenang membahas permasalahan yang mereka hadapi pada dunia maya, maka anak remaja akan jauh lebih mungkin untuk curhat kepada orang tuanya dibandingkan dengan temannya.

Itulah mengapa saat ini edukasi sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui lebih lanjut tentang ancaman online, meningkatkan ketangkasan di dunia online untuk membangun kepercayaan dengan anak-anak mereka untuk menjadi bagian dari kehidupan mereka, baik ketika anak-anak sedang online atau offline.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper