Bisnis.com, JAKARTA - Nenek Moyang adalah sebuah startup lokal buatan anak bangsa, yang go-live sejak 20 Februari 2016. Nenek Moyang didirikan oleh 3 orang co-founder yaitu Beny Wijaya (asal Wangon, Jawa Tengah), Kevin Sandjaja (asal Kudus), dan Richard Lieberth (asal Jakarta). Sehari-hari mereka berdomisili di Jakarta Barat.
Tujuan utama Nenek Moyang adalah memecahkan masalah yang dialami sebagian besar pemilik bisnis yang berkecimpung pada domain atau area B2B (business to business) dan B2C (business to consumer), yaitu terbatasnya sarana penghubung yang ada pada jaringan bisnis di seluruh Indonesia.
Akibat keterbatasan sarana itu mengakibatkan berbagai kesulitan para pemilik bisnis, seperti mencari partner bisnis yang tepat dalam bidang usaha yang sejenis maupun lintas industri, memiliki identitas bisnis online yang terstandarisasi dan terpercaya, mendapatkan manfaat terbaik dari supply chain relevan yang ada dari hulu ke hilir, atau mencari dan membagikan informasi bisnis dan industri terbaru yang bermanfaat.
Nah, di sini Nenek Moyang akan memberi jawaban untuk memecahkan masalah tersebut, seperti profil bisnis terstandarisasi, manajemen kredibilitas yang tersistematis, manajemen permintaan penawaran / quotation yang responsif, pemetaan yang jelas dari hulu ke hilir untuk setiap supply chain, komunitas bisnis virtual, hingga fitur pendukung interaksi yang dinamis dan berkesinambungan / tidak searah saja.
Nenek Moyang berbeda dari website B2B yang ada sebelumnya. Nenek Moyang bukanlah Alibaba, Nenek Moyang bukanlah Indonetwork. Nenek Moyang adalah sebuah sistem yang mengutamakan profil bisnis yang reliable (profile-minded) dan bukan product/e-commerce minded.
"Kami mengutamakan sebuah slogan Trust Comes First, Business Comes After dan mempunyai cita-cita terhubungnya seluruh bisnis yang ada di Indonesia secara online dan pada akhirnya dapat memberikan koneksi bisnis tanpa batas bagi seluruh pemilik bisnis di Indonesia," kata Beny Wijaya. (*)