Bisnis.com, JAKARTA - Blackberry Ltd. berencana mengubah pola bisnisnya menjadi software aplikasi dan akan menggandeng pengembang lokal untuk digunakan pemerintah dalam regulasi TKDN ponsel 4G LTE.
I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, mengakui pihaknya telah bertemu dengan vendor Blackberry dan membahas lima skema regulasi TKDN ponsel 4G LTE yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Menurutnya, dalam pertemuan yang berlangsung tidak lama itu, Blackberry mengakui tengah berencana mengembangkan bisnisnya ke arah konten software aplikasi untuk masuk dalam regulasi TKDN di Indonesia.
“Tadi Blackberry menanyakan soal regulasi TKDN di sini [Indonesia], lalu dia juga berencana masuk dalam software itu,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (1/3/2016).
Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian menawarkan lima skema TKDN kepada seluruh vendor smartphone di Indonesia, dengan komposisi TKDN, pertama hardware sebesar (100%) dan software (0%).
Kedua, software (100%) dan hardware (0%). Ketiga, software (25%) dan hardware (75%). Keempat, software (75%) dan hardware (25%) dan kelima software (50%) dan hardware (50%).
Mantan Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I tersebut juga mengungkapkan Blackberry sampai saat ini tidak berencana membangun pabriknya di Tanah Air atau menggandeng pabrik lokal seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa vendor smartphone.
Menurutnya, Blackberry hanya akan mengubah pola bisnisnya untuk menjadi software dan tetap memproduksi smartphone di luar negeri untuk dipasarkan di Tanah Air. “Dia tidak membahas soal membangun apa-apa di sini [Indonesia], cuma fokus membahas soal software saja,” katanya.
Sebelumnya, Blackberry mengklaim telah membangun pusat riset dan pengembangan di Indonesia, sebagai salah satu upaya untuk memenuhi TKDN sebesar 30% pada awal Januari 2017.
Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi Berbasis Standar Teknologi Long Term Evolution (LTE).
Managing Director Blackberry Indonesia Sofran Irchamni mengklaim Blackberry Indonesia telah membangun pusat riset dan pengembangan sejak dua tahun lalu di Indonesia, dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa orang professor lulusan ITB.
“Kami sudah membangun pusat riset dan pengembangan sejak dua tahun lalu di Indonesia dan kami optimis dapat memenuhi TKDN, seperti yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia,” tutur Sofran kepada Bisnis.
Berkaitan dengan itu, Vebbyna Kaunang, Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, mengemukakan pihaknya akan mengikuti seluruh regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap vendor ponsel, seperti regulasi TKDN untuk ponsel 4G LTE.
Menurutnya, tahun ini Samsung telah memenuhi TKDN sebesar 20% dan akan menambah TKDN sebesar 30% pada awal Januari 2017 sesuai dengan ketetapan pemerintah. “Kalau untuk TKDN, kami akan mengikuti regulasi sesuai yang telah ditetapkan pemerintah,” ujarnya.