PT POS INDONESIA: Ukur Performa Lewat Target Dua Digit

Fajar Sidik
Senin, 4 Januari 2016 | 12:45 WIB
Gilarsi Wahyu Setijono, Direktur Utama Pos Indonesia. /Bisnis.com
Gilarsi Wahyu Setijono, Direktur Utama Pos Indonesia. /Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) berkomitmen mengejar angka pendapatan pada 2016 bisa menembus dua digit atau tumbuh dua kali dari target tahun ini Rp5,6 triliun. Bagi Gilarsi Wahyu Setijono, Direktur Utama Pos Indonesia, pendapatan hanyalah merupakan target filosofis untuk mengukur performa manajemen agar bergerak pada level kinerja yang paling optimal.

Menurutnya, seluruh lini usaha Pos Indonesia harus tumbuh lebih cepat mulai tahun depan yang dimulai dengan pemetaan langkah-langkah yang sesuai dengan kebutuhan akselerasi bisnis ke depannya.

Pihaknya berambisi dapat mengejar porsi bisnis minimalnya 10% dari pangsa pasar yang dikuasai perusahaan pos dan logistik terbesar dunia seperti DHL, yang diharapkan bisa tercapai dalam 5 tahun ke depan.

“Jika kita ingin mengambil paling tidak 10% dari pangsa DHL yang pada 2014 mencapai Rp800 triliun lebih, saya kira bukan hal yang mustahil. Apalagi melihat posisi strategis Indonesia sangat memungkinkan pasar pos dan logistik tumbuh pesat,” ujarnya.

Untuk mengejar target yang ambisius tersebut, Gilarsi memulainya dengan membangun kompetensi yang relevan dengan rencana pertumbuhan ke depan, lalu meningkatkan investasi, menumbuhkan kekuatan kolektif dan kesadaran kolektif untuk membangun Pos Indonesia di masa depan.

Pengembangan bisnis inti perseroan yang meliputi surat dan paket, logistik, jasa keuangan dan bisnis ritel akan ditingkatkan mulai dari kapasitas SDM, peningkatan teknologi layanan, dan semua elemen dalam organisasi yang menurutnya harus segera diubah.

Dia memandang semua perusahaan pos menghadapi perubahan konteks bisnis dan lanskap persaingannya. Akan tetapi, infrastruktur dan SDM perseroan saat ini belum siap untuk lari lebih cepat. “Sekarang saatnya coba dibangun kembali,” tegasnya.

Dia melihat Pos Indonesia merupakan perusahaan besar yang ditopang oleh jaringan luas yang menjangkau seluruh kabupaten/kota hingga kecamatan. Akan tetapi, kekuatan tersebut masih belum dioptimalkan dalam memperkuat bisnisnya.

Salah satu kekuatan perseroan yang tidak dimiliki kompetitor adalah jaringannya yang kuat di wilayah pelosok (rural area) seharusnya bisa menjadi kekuatan utama yang harus ditumbuhkan.

“Jika melihat PDB Indonesia yang Rp10.500 triliun pada 2014, misalkan daerah pelosok menyumbang 25% maka ada potensi Rp2.500 triliun yang seharusnya menjadi potensi bisnis perseroan. Jadi wilayah pelosok harus diperkuat, contohnya dengan menggarap distribusi bahan ke butuhan pokok agar harganya bisa lebih murah.”

Gilarsi menilai hal yang pertama adalah harus bisa menguji dulu agar setiap orang bisa berlari kencang. Menurutnya, ini penting untuk mengetahui letak bottleneck. Baginya yang lebih penting bukan hanya hasil, tapi harus mengetahui letak-letak bottleneck yang harus bisa dibereskan.

Dia memandang target angka hanya ukuran pencapaian dan upaya untuk men-drive kinerja. Dirinya meyakini setelah bisa menangani berbagai sumbatan, kinerja Pos bisa melampaui target Rp10 triliun, bahkan Rp20 triliun mungkin bisa dicapai dalam waktu cepat.

“Sebenarnya semua peluangnya ada. Sekarang ini Pos baru menguasai Rp5 triliun, padahal pasar Indonesia untuk logistik saja mencapai Rp2.000 triliun. Jadi hambatannya bukan di market size, tetapi kecepatan dan ketangkasan kita untuk mengambil opportunity.” ()

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Senin (4/1/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper