Bisnis.com, JAKARTA - Komitmen terhadap penguasaan ilmu pengetahuan (sains) dan implementasinya dalam berbagai bidang akan menjadi kunci sukses pemanfaatan bonus demografi menuju kesejahteraan bangsa.
"Jika sudah terpatri sebagai budaya dan pola pikir, sains akan mudah diterjemahkan menjadi inovasi, dasar kebijakan, dan alat diplomasi," kata Sekretaris Jenderal Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Budhi M Suyitno di Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Ia mengatakan penguasaan sains telah mengantarkan banyak negara menjadi bangsa yang maju, berdaulat, dan disegani di kancah internasional.
Ini, lanjutnya, menjadi alasan AIPI dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia bekerja sama dengan Knowledge Sector Initiative (KSI) mendiskusikan Sains untuk Semua dengan harapan dapat membangun kesadaran akan pentingnya peran ilmu pengetahuan sebagai teknologi, budaya, dan cara pikir di berbagai bidang seperti pemerintahan, politik, praktik media, maupun secara umum.
Permasalahannya, ia mengatakan ilmu pengetahuan saat ini lebih sering dimaknai sebagai teknologi. Padahal peran sains sebenarnya lebih luas, yaitu sebagai pola pikir dan budaya bangsa yang membangun peradaban.
Team Leader KSI Indonesia Robin Bush mengatakan ilmu pengetahuan berperan penting dalam pengambilan kebijakan yang strategis dan efektif untuk memecahkan berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia.
"Itulah sebabnya Knowledge Sector Initiative mendukung penggunaan pengetahuan, penelitian, analisis, dan bukti secara lebih baik dalam pengambilan kebijakan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat Indonesia dan mengatasi hambatan yang dihadapi oleh bangsa," katanya.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dan sedang menikmati bonus demografi pada 2012-2030, yakni di mana sebagian besar penduduknya berusia produktif. Negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan berhasil memanfaatkannya dengan mencetak penduduk produktif menjadi angkatan kerja terampil dan berkualitas, serta menjadi negara maju.
"Kami meyakini Indonesia memiliki peluang serupa untuk mentas menjadi negara maju dan lepas dari jebakan negara berpendapatan menengah. Kami meyakini, kunci untuk memaksimalkan peluang ini adalah dengan penguasaan ilmu pengetahuan, baik sebagai teknologi, maupun yang lebih penting, yaitu sebagai pola pikir dan budaya bangsa," ujar dia.
Kaukus Ilmu Pengetahuan diharapkan menjadi kelompok pendorong untuk memetakan, memantau, dan mendorong implementasi hasil penelitian atau budaya ilmiah dalam berbagai bidang. Gerakan ini tidak bermaksud membuat seluruh masyarakat menjadi ilmuwan, melainkan mendorong masyarakat memahami pentingnya peran sains untuk mengantarkan Indonesia menjadi negara maju.
"Semua pihak dapat mengambil bagian dalam gerakan ini. Baik ilmuwan, birokrat, politisi, jurnalis, praktisi media, pengusaha, seniman, pendidik, berbagai komunitas, dan masyarakat umum yang menyadari pentingnya mengkampanyekan sains sebagai pola pikir dan budaya kolektif," lanjutnya.