Bisnis.com, BANDUNG - Presiden Direktur PT Hariff Daya Tunggal Engineering Budi Permana meyakinan Jaringan Aman Mandiri (JAM) memiliki jaminan anti sadap dari pihak asing.
Menurut Budi, sulitnya mengembangkan produk telekomunikasi dalam negeri akibat persaingan yang ketat dengan produk asing. Padahal ketergantungan pada produk asing juga membahayakan kedaulatan negara.
"Perjuangan menjadi pengusaha telekomunikasi ini tidak mudah. Untuk memulai bisnis telekomunikasi saja belum tentu perbankan mau memberikan pinjaman," ujar Budi di Gedung PT Hariff, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Minggu (6/12/2015).
Meskipun demikian Budi tetap yakin bisa menciptakan produk telekomunikasi yang berguna untuk penguatan kedaulatan. Menurut Budi, untuk mempertahankan kedaulatan negara, seharusnya sistem pertahanan negara memakai produk yang anti sadap.
Terdorong pula oleh sejumlah pengalaman penyadapan, misalnya penyadapan telepon mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Badan Intelijen Australia mendorong sejumlah perwira hendak mencari solusi anti sadap.
"Mengapa tidak membuat produk yang bermanfaat, dan tidak perlu dari luar negeri? Isu penyadapan itu penting. Jika ketergantungan memakai produk asing, maka ada potensi pula informasi kita disadap," kata Budi.
Budi berharap agar instansi pertahanan Indonesia mau membangun peningkatan kedaulatan dengan menggunakan JAM.
"Ini untuk pertahanan kedaulatan dan industri dengan kemampuan sendiri," tambahnya.